Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Rupiah Melemah, Industri Pariwisata Bisa Banjir Wisatawan Asing

Pelemahan nilai tukar rupiah bisa jadi magnet bagi wisatawan asing, tetapi menyimpan beban bagi industri lokal.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat ditemui di Hotel Fairmont Senayan, Kamis (14/3/2024). / BISNIS-Ni Luh Anggela
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat ditemui di Hotel Fairmont Senayan, Kamis (14/3/2024). / BISNIS-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Depresiasi nilai rupiah memberikan dua efek sekaligus, menjadi magnet bagi wisatawan terutama asing karena ongkos jadi lebih murah. Namun sebaliknya, depresiasi rupiah mengerek berbagai ongkos operasional.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut pelemahan Rupiah memberikan efek ganda terhadap industri pariwisata dan ekonomi kreatif dalam negeri.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menyebut, wisatawan akan merasa biaya untuk berwisata di Indonesia menjadi lebih murah dan ekspor produk ekraf dinilai lebih berdaya saing imbas melemahnya Rupiah.

“Pelemahan Rupiah terus berlanjut, tentunya bagi pariwisata ini ada yang menganggap akan meningkatkan nilai tambah dan daya saing kita,” kata Sandi dalam konferensi pers, dikutip Rabu (24/4/2024).

Namun secara bersamaan, pelemahan Rupiah cenderung memicu kenaikan harga tiket pesawat lantaran harga avtur akan bereskalasi. Tingginya harga tiket pesawat dipastikan dapat memengaruhi minat wisatawan untuk bepergian. 

Oleh karena itu, Sandi mengharapkan pelemahan Rupiah tidak berlanjut dan segera ditangani dengan baik oleh otoritas moneter, dalam hal ini Bank Indonesia.

“Kita hargai independensi BI dalam menangani nilai tukar ini tapi kami telah memberikan panduan efek VUCA, volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity pada seluruh pelaku parekraf,” ujarnya. 

Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah mengakhiri perdagangan dengan kenaikan sebesar 0,40% atau 65 poin ke Rp16.155 per dolar AS, Rabu (24/4/2024). 

Sementara itu, Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00%.

Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper