Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang RDG BI, Suku Bunga Acuan Bakal Turun atau Tetap 6%?

Berikut proyeksi ekonom terkait suku bunga acuan jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Rabu (24/4/2024).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Deputi Gubernur Doni P. Joewono (kedua kiri) memberikan keterangan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (21/2/2024). Bisnis/Arief Hermawan P	164.3
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Deputi Gubernur Doni P. Joewono (kedua kiri) memberikan keterangan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (21/2/2024). Bisnis/Arief Hermawan P 164.3

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2024 pada Rabu (24/4/2024). Suku bunga acuan bakal turun atau stagnan di level 6%? 

Bank sentral pada RDG BI bulan ini diperkirakan belum akan melonggarkan suku bunga kebijakan. Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters, BI baru akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan pada kuartal III/2024.

Selanjutnya, suku bunga acuan atau BI Rate akan kembali dipangkas sebanyak satu kali pada kuartal terakhir 2024. Sebanyak 29 dari 35 ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan BI akan kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada 6% pada RDG bulan ini.

"BI dinilai tidak bisa terlalu cepat menurunkan suku bunga karena adanya tantangan dari sisi stabilitas rupiah, di mana rupiah melanjutkan tren melemah dan mencapai level terendah dalam 4 tahun terakhir, setelah adanya pernyataan pejabat The Fed yang mendorong penguatan dolar AS," tulis survei Reuters yang dikutip Selasa (23/4/2024). 

Di sisi lain, inflasi domestik pada Maret 2024 meningkat dan menyentuh level tertinggi dalam 7 bulan terakhir, mendekati batas atas target inflasi BI 1,5-3,5%.

Hal ini mengisyaratkan bahwa suku bunga acuan perlu dipertahankan pada level saat ini, yakni 6%, untuk waktu yang lebih lama atau yang disebut dengan istilah Higher for Longer

"Kami baru-baru ini memundurkan perkiraan penurunan suku bunga pertama kami... mengingat pergerakan rupiah yang disebabkan oleh berkurangnya ekspektasi penurunan suku bunga dari the Fed oleh pasar," kata Ekonom di Oxford Economics Makoto Tsuchiya dilansir dari Reuters, Selasa (23/4/2024).

Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan pada periode ini tidak akan banyak membantu jika bank sentral ingin mencegah pelemahan mata uang rupiah secara lebih lanjut. Justru, dia menilai bahwa BI diperkirakan akan menjaga stabilitas rupiah dengan intervensi pasar valas jika diperlukan.

Perkiraan median menunjukkan bahwa penurunan suku bunga acuan pertama akan dilakukan pada kuartal III/2024 dan penurunan kedua dilakukan pada Desember, sehingga suku bunga akan berada pada level 5,50% pada akhir 2024.

Hal ini juga sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga pertama di AS yang akan dilakukan pada September 2024.

Tercatat, sebanyak 21 dari 32 ekonom memperkirakan suku bunga akan turun menjadi 5,75% pada kuartal ketiga 2024, sementara 7 ekonom memperkirakan suku bunga tetap di 6,00% dan 4 ekonom memperkirakan suku bunga naik menjadi 6,25%.

"Kami rasa kemungkinan kenaikan suku bunga meningkat. BI kemungkinan besar akan tetap bersabar dan melanjutkan dengan hati-hati, tidak mengejar pemangkasan suku bunga awal The Fed," kata Ekonom di Barclays Brian Tan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper