Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Turun Imbas Konflik Iran vs Israel Mereda

Harga emas tercatat turun gara-gara konflik Iran vs Palestina yang terpantau turun ke US$2,364 per ounce.
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melemah buntut meredanya ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah, terutama konflik antara Iran vs Israel

Harga emas yang kini melemah karena permintaan terhadap aset safe-haven menyusut dan para pedagang sedang menunggu data ekonomi Amerika Serikat (AS) mengenai penjelasan prospek dari kebijakan moneter AS.

Dikutip dari Bloomberg, Senin (22/4/2024), emas batangan diperdagangkan dengan harga di bawah US$2,364 per ounce usai mengalami reli selama lima minggu. Reli emas tersebut merupakan reli terpanjang dalam lebih dari setahun.

Walaupun Israel dan Iran saling meluncurkan serangan, pihak Teheran meremehkan dampak dan signifikansi terhadap serangan Israel yang baru-baru ini dilakukan dan mengabaikan tingkat keberhasilan yang rendah terhadap serangan Iran ke Israel.

Kepala pasar institusional global di ABC Refinery di Sydney Nicholas Frappell menyampaikan sejumlah premi risiko telah dihilangkan dari pasar merupakan bukti pemerintah Iran meremehkan serangan Israel. Bahkan, pemerintah Iran mengisyaratkan untuk tidak melakukan serangan balasan terhadap Israel.

Dia juga menambahkan faktor pendukung menjadi gagasan untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah, yakni sentimen bearish yang membebani minyak dunia pada Senin (22/4/2024).

Selain itu, para pedagang berfokus pada data ekonomi AS. Pada Jumat (19/4/2024), indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi diproyeksikan memperlihatkan level tahunan mengalami kenaikan menjadi 2,6% di bulan Maret dari 2,5% di bulan Februari 2024.

Hal tersebut akan menjadi alasan pendukung bagi para pembuat kebijakan Federal Reserve untuk menangguhkan penurunan suku bunga sehingga berpengaruh terhadap emas karena tidak membayar bunga.

Harga Emas masih mengalami kenaikan mencapai 15% sepanjang tahun ini, pembelian bank sentral dan permintaan dari Asia, terutama China menjadi faktor pendukung kenaikan emas tersebut.

Lebih lanjut, harga emas telah mengalami peningkatan walaupun terdapat faktor-faktor yang bisa menjadi penghambat kenaikan emas, seperti mata uang AS mengalami kenaikan dan imbal hasil Treasury 10 tahun.

Dengan adanya latar belakang tersebut, bank-bank internasional termasuk Goldman Sachs Group Inc. telah menaikkan target harga emas.

Pada pukul 13:48 waktu Singapura, harga emas di pasar spot terpeleset senilai 1,2% menjadi $2.363,66 per ounce. Untuk imbal hasil Treasury 10 tahun naik dan Indeks Spot Dolar Bloomberg turun senilai 0,1%.

Sementara itu, perak mengalami kemerosotan sekitar 3% usai melonjak selama empat minggu. Paladium dan platinum yang diperdagangkan juga lebih rendah. (Ahmadi Yahya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper