Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADB Proyeksi Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik Tumbuh 4,9% Pada 2024

ADB memprediksikan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang di Asia akan tetap kuat pada 2024.
Gedung-gedung di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta pada Kamis (15/2/2024). - Bloomberg/Muhammad Fadli
Gedung-gedung di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta pada Kamis (15/2/2024). - Bloomberg/Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) baru-baru memproyeksikan bahwa perekonomian di negara berkembang kawasan Asia dan Pasifik tumbuh rata-rata 4,9% pada 2024. 

Hal tersebut diungkapkan dalam laporan Asian Development Outlook (ADO) April 2024 yang dirilis Kamis (11/4/2024), dengan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang di Asia akan tetap kuat pada 2024, terlepas dari ketidakpastian di lingkungan eksternal. 

“Berakhirnya siklus kenaikan suku bunga di sebagian besar negara serta berlanjutnya pemulihan ekspor barang dari peningkatan siklus semikonduktor akan mendukung pertumbuhan,” jelas Kepala Ekonom ADB, Albert F. Park, dalam laporan tersebut, yang dikutip Kamis (11/4/2024).

Pertumbuhan yang didorong oleh investasi di India akan mendukung prospek Asia Selatan pada 2024. 

Dilaporkan bahwa ADB memproyeksi produk domestik bruto (PDB) India akan mencapai sebesar 7% pada tahun ini dan 7,2% pada 2025. Sedangkan untuk Tanah Air, PDB pada tahun ini dan pada tahun depan masing-masing diproyeksi akan bertumbuh sebesar 5%. 

Adapun, prospek kawasan Asia dan Pasifik secara luas telah dinilai memiliki prospek yang positif. 

Untuk inflasi, ADB memproyeksikan bahwa inflasi masih dalam berada pada tingkat moderat, dengan 3,2% pada 2024 dan 3% pada 2025. Namun, kecuali China, baik inflasi umum maupun inflasi inti masih tetap tinggi dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi. 

Park kemudian juga menuturkan bahwa meningkatnya konflik dan ketegangan geopolitik dapat mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan volatilitas harga komoditas.

“Risiko-risiko yang berkaitan dengan arah kebijakan moneter Amerika Serikat, tekanan pasar properti di China, dan dampak dari kejadian-kejadian yang berkaitan dengan cuaca buruk adalah titik-titik tekanan lain untuk wilayah ini,” jelasnya. 

Dia juga berpendapat bahwa para pembuat kebijakan perlu meningkatkan upaya untuk mendorong ketahan, dan terus meningkatkan perdagangan, investasi lintas batas dan jaringan pasokan komoditas. 

Adapun, dalam laporannya ADB menuturkan bahwa ledakan kecerdasan buatan atau AI  mendorong pemulihan industri semikonduktor di Asia, dengan variasi tertentu di setiap negara tergantung pada spesialisasi mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper