Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merger Citilink & Pelita, Bos Garuda (GIAA) Ungkap Kabar Terbaru

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan kabar terbaru soal merger Citilink dan Pelita Air.
Penerbangan Batam-China menggunakan pesawat Airbus A320 milik maskapai Citilink. JIBI/Rifqi Setiawan Lubis
Penerbangan Batam-China menggunakan pesawat Airbus A320 milik maskapai Citilink. JIBI/Rifqi Setiawan Lubis

Bisnis.com, JAKARTA - MPT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyebut proses merger entitas anak usahanya, PT Citilink Indonesia dengan Pelita Air akan dilakukan secara paralel atau bersamaan dengan upaya integrasi perseroan menjadi bagian PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, dua proses merger tersebut masih terus dibahas oleh perusahaan, Kementerian BUMN, serta pihak terkait lainnya.

"Kemungkinan nanti [proses] akan sekalian nampaknya bergabung dengan inisiatif InJourney," ujar Irfan saat ditemui pada acara Halal Bihalal Kementerian Perhubungan di Gedung Kemenhub, Jakarta, Rabu (10/4/2024).

Adapun, Irfan menuturkan rencana merger Citilink dan Pelita Air serta integrasi ke InJourney merupakan keputusan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas perusahaan. Dia menuturkan, proses diskusi terkait hal-hal ini akan kembali intensif setelah masa Lebaran berlalu.

Irfan melanjutkan, proses merger tersebut tengah diupayakan berbagai pihak untuk dirampungkan sebelum Oktober 2024, atau sebelum selesainya periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Hal tersebut agar ke depannya proses pengembangan usaha Garuda dapat dilaksanakan secara optimal pada periode kepemimpinan selanjutnya.

"Banyak pihak termasuk Kementerian (BUMN) berharap bisa selesai sebelum Oktober. Ini pantas juga supaya ke depannya sudah clear, tidak jadi utang," ujar Irfan.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan penggabungan usaha atau merger antara anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), Citilink Indonesia dan Pelita Air masih terus dibahas.

Wamen BUMN yang akrab disapa Tiko ini mengatakan, skema merger dua entitas usaha masih menunggu laporan akhir tahun Garuda Indonesia.

“Belum, kita lagi tunggu laporan akhir tahun Garuda dulu,” kata Tiko.

Menurut catatan Bisnis, Selasa (7/11/2023), Tiko mengungkapkan bahwa Kementerian BUMN tengah mempertimbangkan dua skema.  Pertama, lisensi penerbangan reguler Pelita Air akan dialihkan ke Citilink yang merupakan anak usaha Garuda Indonesia. 

Kedua, ketiga maskapai pelat merah tersebut akan diintegrasikan ke Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, yakni InJourney.

“Ini tergantung dari kemampuan Garuda untuk restrukturisasi, kita akan kaji sampai akhir tahun apakah Garuda sudah sehat akhir tahun ini,” kata Tiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper