Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas Prioritaskan Uncommitted LNG Bontang & Tangguh Buat PGN

SKK Migas tengah memprioritaskan volume LNG yang belum terkontrak atau uncommitted cargo dari Kilang LNG Tangguh dan Bontang untuk PGN.
Proyek Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat - BP Indonesia
Proyek Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat - BP Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah memprioritaskan volume LNG yang belum terkontrak atau uncommitted cargo dari Kilang LNG Tangguh dan Bontang untuk PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN (PGAS).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro menuturkan, perusahaan gas negara itu telah menyampaikan potensi tambahan penyerapan gas oleh pembeli akhir dengan bersumber dari LNG. 

Saat ini, kata Hudi, lembaganya bersama dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terkait tengah melakukan pembahasan atas permintaan alokasi untuk perusahaan gas negara tersebut. 

“SKK Migas berkomitmen untuk volume LNG yang belum terkontrak dari Kilang LNG Tangguh dan Bontang akan diprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri, termasuk PGN,” kata Hudi saat dihubungi Bisnis, dikutip Senin (11/3/2024). 

PGN memproyeksikan kebutuhan permintaan gas bumi di Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa bagian barat untuk 2024-2034 memerlukan penambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG sebesar 73 billion british thermal unit per day (BBtud) sampai dengan 355 BBtud.  

Estimasi itu mengambil porsi 12% sampai dengan 54% dari keseluruhan pasokan gas untuk permintaan pelanggan PGN di tiga kawasan tersebut.  

Kebutuhan tersebut menyusul terjadinya penurunan pasokan gas bumi yang signifikan dari Blok Corridor, Sumatra Selatan yang digarap PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC). Awal 2024, Blok Corridor hanya mampu menyalurkan gas sekitar 440 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).  

Sebelumnya, blok migas ini mampu memasok gas bumi pada 2022 dan 2023 lebih dari 500 MMscfd. Jumlah realisasi penyaluran gas pada 2024 turun dibandingkan 2022 dan 2023 yang masih mencapai 850 MMscfd.

Di sisi lain, Hudi mengatakan, lembaganya telah mendapat komitmen dari KKKS untuk memasok volume tambahan gas pipa ke PGN yang belakangan terlihat susut realisasinya per tahun. 

“Hulu migas telah berkomitmen untuk menambah volume pasokan ke PGN dari beberapa KKKS di wilayah Sumsel dan Jambi untuk kebutuhan wilayah sekitar, termasuk Jawa Barat,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, PGN melaporkan perlunya tambahan kargo gas alam cair LNG untuk menambal pasokan gas pipa dari hulu yang makin susut saat ini. 

“Sumber pasokan existing mengalami natural decline dan hal ini tidak dapat dihindari sebagaimana tercermin dari terus berkurangnya produksi gas bumi di sumur-sumur yang sudah lama beroperasi,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama saat dihubungi, Kamis (7/3/2024). 

Berdasarkan kisaran harga pasar LNG tahun 2024, perkiraan harga jual gas hasil regasifikasi LNG di pelanggan masih lebih rendah dibandingkan over isage penalty. Dengan catatan, harga dapat berubah sesuai dengan perubahan harga pasar LNG pada saat pembelian. 

Sebagai alternatif pasokan gas, LNG sampai dengan disalurkan kepada pelanggan membutuhkan rantai penyaluran yang lebih panjang dibandingkan dengan rantai penyaluran gas pipa karena adanya proses tambahan berupa pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi. 

Dengan demikian, kata Rachmat, perseroan saat ini tengah menjajaki potensi kargo LNG anyar untuk menyesuaikan dinamika pasokan gas konvensional dari hulu.  

Dia mengatakan, salah satu potensi yang saat ini terbuka adalah temuan gas in place sekitar 126 miliar kaki kubik di Blok Bentu, garapan EMP Bentu Limited. 

“PGN terbuka dalam menjajaki peluang-peluang yang ada dan dapat mendukung upaya menjaga ketahanan pasokan. Kami sudah melaksanakan komunikasi intensif mengenai Blok Bentu,” kata dia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper