Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-Siap! Harga Beras hingga Cabai Bisa Melonjak Saat Ramadan

Kemendag memproyeksikan adanya risiko lonjakan harga sejumlah bahan pangan mulai dari beras hingga cabai saat Ramadan dan Idulfitri 2024.
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memproyeksikan adanya lonjakan permintaan sejumlah komoditas pangan saat Ramadan dan Idulfitri 2024.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Isy Karim mengatakan, hasil survei yang dilakukanya terhadap peritel mendapati adanya risiko lonjakan permintaan bahan pangan saat Ramadan dan Idulfitri. Komoditas pangan tersebut antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, cabai dan tepung terigu.

"Survei yang kami lakukan beberapa komoditas mengalami peningkatan permintaan," ujar Isy dalam rapat koordinasi pengamanan pasokan dan harga pangan jelang Ramadan, Senin (4/3/2024).

Secara terperinci, Isy menyebut permintaan beras saat Ramadan dan Idulfitri akan naik sekitar 45,13% dari hari normal. Selanjutnya diikuti oleh lonjakan permintaan gula pasir sebesar 38,86%, minyak goreng 33%, tepung terigu 32,3%, telur ayam 30,43%, daging ayam 21%, cabai 18,33%, bawang merah dan bawang putih 16,67%, dan daging sapi 10,63%.

Menurutnya, untuk menjamin pasokan saat permintaan melonjak pada Ramadan dan Idulfitri, Kemendag telah menerbitkan seluruh persetujuan impor beras 2 juta ton yang menjadi penugasan Bulog. Bahkan, Isy menyebut izin impor ntuk kuota impor beras tambahan 1,6 juta ton tahun ini sudah dikeluarkan oleh Kemendag.

"Untuk penugasan Bulog 2 juta ton, tambahan 1,6 juta ton persetujuan impor sudah diterbitkan. Realisasinya sudah lebih dari 500.000 ton," jelas Isy.

Kendati begitu, Isy membeberkan bahwa kalangan pengusaha ritel masih mengeluhkan adanya gangguan pasokan sejumlah bahan pangan, terutama beras, gula dan cabai. Oleh karena itu, Kemendag mengusulkan perlu adanya relaksasi pembatasan angkutan darat untuk meminimalisir gangguan pasokan pangan.

"Untuk ekspor impornya bisa dikecualikan dari pembatasan angkutan darat karena gangguan impor akan menghambat suplai ke dalam negeri. Terkait dengan ekspor lebih diperlukan dalam rangka memenuhi kontrak ekspor di kalangan pelaku usaha," kata Isy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper