Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Kuota Subsidi Ditambah, Pupuk Indonesia Sudah Siap

PT Pupuk Indonesia siap menjalankan arahan Presiden Jokowi soal penambahan kuota subsidi menjadi 9,5 juta ton pada 2024.
Gudang Pupuk. /Pupuk Indonesia
Gudang Pupuk. /Pupuk Indonesia

Bisnis.com, BONTANG - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengaku siap memenuhi arahan Presiden Joko Widodo untuk menambah kuota subsidi pupuk dari semua 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton pada 2024.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan alokasi tersebut kembali pada volume subsidi pupuk sebelum pandemi dalam rangka swasembada pangan.

"Kesiapannya cukup karena kita sampai hari ini saja, stok kita itu 1,8 juta ton, dan angka itu 3 kali dari ketentuan stok minimum," kata Rahmad kepada wartawan, dikutip Jumat (1/2/2024).

Dia menegaskan bahwa stok pupuk subsidi tahun ini akan tercukupi, terlebih untuk musim panen pertama tahun ini. Bahkan, stok tersebut 3 kali kebih besar dari kebutuhan satu musim.

Untuk diketahui, pemerintah memutuskan untuk menambah subsidi pupuk senilai Rp14 triliun pada tahun ini.

Adapun, alokasi anggaran subsidi pupuk pada 2024 tercatat senilai Rp26,6 triliun, sehingga total penyaluran pada tahun ini membengkak menjadi Rp40,6 triliun. Sejalan dengan itu, penerima subsidi pun bertambah dari sebelumnya 5,7 juta petani menjadi 8,2 juta petani.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan penambahan subsidi pupuk tahun ini dilakukan sebagai upaya menjamin ketersediaan untuk petani.

"Tahun kemarin hanya 4,7 [juta ton] ini akan dikejar ke 9,5 juta ton sehingga kepastian pupuk untuk petani betul-betul ada dan disubsidi," kata Jokowi.

Di sisi lain, dia pun meminta kementerian terkait untuk mengatur tata kelola distribusi subsidi pupuk agar tepat sasaran. Jokowi mewanti-wanti musim tanam mundur karena pasokan langka pupuk.

"Berapa ton yang akan dikirim ke petani kemudian kepastian mengenai timing kapang petani menggunakan pupuk juga itu bisa diatur oleh kementerian. Sehingga betul-betul musim tanam tidak mundur karena pupuk," terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper