Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin: Investasi Sektor Kimia Tembus Rp4,71 Triliun Sepanjang 2022-2023

Kemenperin menyebut realisasi investasi dari industri kimia telah mencapai US$300 juta atau setara Rp4,71 triliun sepanjang 2022-2023.
Ilustrasi pabrik sektor kimia./ Dok. PT Polytama Propindo
Ilustrasi pabrik sektor kimia./ Dok. PT Polytama Propindo

Bisnis.com, BANDUNG — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim realisasi investasi dari industri kimia telah mencapai US$300 juta atau setara Rp4,71 triliun (kurs jisdor Rp15.715) sepanjang 2022-2023.

Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin, Putu Nadi Astuti mengatakan realisasi sebesar US$300 juta tersebut dilakukan oleh PT Asahimas Chemical dan PT Nippon Shokubai Indonesia.

PT Nippon Shokubai Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yang memproduksi Acrylic Acid dan Acrylic Esters, sekaligus merupakan produsen Superabsorbent Polymer (SAP) pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Sementara PT Asahimas Chemical merupakan produsen Polyvinyl Chloride (PVC) yang bakal memenuhi kebutuhan domestik sekaligus menangkap peluang untuk melakukan ekspor.

“Dalam kurun waktu 2022-2023 memang telah terealisasi investasi petrokimia US$300 juta oleh PT Asahimas Chemical dan PT Nippon Shokubai Indonesia,” katanya di Bandung dikutip Jumat (1/3/2024).

Selain itu, masih ada beberapa proyek untuk industri kimia dengan nilai investasi jumbo yang belum terealisasi. Kemenperin menyebut PT Lotte Chemical Indonesia akan merealisasikan investasi untuk produksi etilena, propilena, dan bahan baku plastik senilai US$4 miliar pada 2025.

Kemudian ada kalimantan ada PT Pupuk Kalimantan Timur yang berencana investasi soda abu senilai US$233 juta yang diperkirakan mulai beroperasi pada 2025. Perusahaan plat merah ini juga berencana melakukan investasi senilai US$705 juta gasifikasi batu bara untuk menghasilkan ammonia di Kalimantan Timur pada 2027.

Dari proyek Jawa Barat, ada Pertamina-Polytama Propindo 2 yang menggelontorkan dana US$322 juta untuk memproduksi polipropilena, dan propylene yang ditargetkan beroperasi pada 2027.

Di Papua, terdapat dua proyek yang saat ini sedang berlangsung, pertama pembangunan industri metanol menjadi olefin berbasis gas bumi senilai US$1 miliar dengan nama proyek Kawasan Industri Petrokimia Teluk Bintuni.

Kedua adalah proyek Amonia-Urea di Kabupaten Fakfak yang ditargetkan beroperasi pada 2027. Namun, Kemenperin masih belum bisa menyebutkan nilai investasi untuk proyek ini.

Sementara itu, proyek gasifikasi batu bara yang dikerjakan oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Pertamina yang hingga saat ini masih belum terealisasi.

Putu mengatakan salah satu kendala dari proyek ini adalah adanya salah satu perusahaan penyedia teknologi yang sempat tidak meneruskan kerja sama. Pemegang proyek sedang menjajaki peluang untuk mencari penggantinya.

Perusahaan yang mengundurkan diri dari proyek gasifikasi ini adalah Air Products. Padahal Air Products sempat menyatakan kesiapan investasi sebesar US$2,1 miliar atau setara dengan Rp30 triliun untuk pengembangan gasifikasi batu bara menjadi DME bersama dengan PTBA di Muara Enim, Sumatra Selatan.

PTBA dan Pertamina sejatinya telah membuat timeline pembangunan sekitar tiga hingga empat tahun. Namun, mundurnya Air Products membuat timeline proyek ini harus dijadwalkan ulang.

Alhasil timeline proyek ini harus dijadwalkan ulang lagi oleh PTBA. Menurutnya, PTBA dengan Air Products sebelumnya telah membuat timeline pembangunan sekitar 3 hingga 4 tahun.

“Kami harapkan [seluruh proyek] bisa terealisasi hingga 2030 sehingga nanti bisa memenuhi kebutuhan industri dalam negeri termasuk juga diekspor,” tutur Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper