Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Prajogo Pangestu (TPIA) Bongkar Biang Kerok Gagal Ekspor ke 3 Negara

Emiten milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mengaku tak bisa melakukan ekspor ke sejumlah negara.
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, BANDUNG — Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mengaku tak bisa melakukan ekspor ke sejumlah negara tujuan seperti Filipina, China, dan India.

Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular TPIA, Edi Riva’i menjelaskan negara-negara tujuan tersebut telah menetapkan batasannya masing-masing mengenai produk impor.

Salah satunya adalah China yang berupaya untuk bisa swasembada sehingga membatasi importasi. Kemudian ada India yang memiliki kewajiban seperti Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sementara Filipina membatasi impor supaya produk dalam negerinya menjadi lebih kompetitif dibandingkan barang yang didatangkan dari luar negeri.

“Upaya untuk apply itu juga sulit. [Butuh waktu] enam bulan, dan belum tentu dapat. Jadi mereka berusaha protect market mereka sendiri,” katanya di Bandung, Kamis (29/2/2024).

Secara terpisah, Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat TPIA, Suryandi mengatakan perseroan masih fokus untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik ketimbang melakukan ekspor.

Hal ini tak lepas dari potensi kebutuhan petrokimia yang masih bisa dirambah oleh industri dalam negeri, termasuk oleh TPIA sendiri. Selain itu, ekspor baru dilakukan apabila ada produk dari TPIA yang bisa belum diolah lebih lanjut, sehingga dilakukan pengiriman ke luar negeri.

TPIA pun memperkirakan kontribusi dari penjualan ke luar negeri mencapai 10-20% pada 2024. Namun, dia kembali menegaskan fokus utama adalah kebutuhan domestik.

“Kami mengutamakan dalam negeri karena demand dalam negeri masih besar,” katanya.

Berdasarkan laporan keuangan 30 September 2023, TPIA membukukan US$1,66 miliar atau setara Rp25,74 triliun (kurs jisdor Rp15.487), turun 14,64% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,94 miliar.

Pendapatan TPIA masih ditopang oleh penjualan lokal yaitu sebesar US$1,16 miliar. Rinciannya penjualan produk polyolefin, styrene monomer, butadiene dan olefin sebanyak US$1,11 miliar dan penjualan daya listrik dan jasa kelistrikan lainnya sebesar US$48,94 juta.

Dari penjualan ekspor, TPIA mencatatkan nilai sebesar US$492,98 juta untuk seluruh produk-produk yang terdiri dari olefin, polyolefin, butadiene, MTBE dan butene-1, serta styrene monomer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper