Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Siap Lawan AS Soal Tuduhan Antisubsidi Ekstrusi Aluminium

Pemerintah RI bersiap melawan tuduhan antisubsidi produk ekstrusi aluminium oleh Amerika Serikat (AS).
Aktivitas pekerja di pabrik aluminium, di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Aktivitas pekerja di pabrik aluminium, di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai beraksi menghadapi tuduhan antisubsidi produk ekstrusi aluminium oleh Amerika Serikat (AS).

Kemendag telah menggelar rapat koordinasi dengan kementerian/lembaga untuk membahas jawaban pemerintah Indonesia kepada otoritas Amerika Serikat. Adapun dalam hal ini Departemen Perdagangan AS (United States Departement of Commerce/USDOC) telah mengirimkan kuesioner tambahan dalam penyelidikan antisubsidi atas impor produk ekstrusi aluminium asal Indonesia.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Budi Santoso mengatakan, koordinasi tersebut menjadi langkah penting pemerintah Indonesia dalam melawan tuduhan yang dilayangkan pihak Amerika Serikat. Dengan begitu, pihaknya dapat memberikan jawaban berdasarkan informasi yang valid dan terverifikasi.

"Diharapkan rapat koordinasi ini dapat menghasilkan masukan agar ekspor ekstrusi aluminium Indonesia ke AS dapat terjaga dan ditingkatkan," ujar Budi dalam keterangan resmi, Rabu (21/2/2024).

Adapun rapat koordinasi itu melibatkan perwakilan Direktorat Fasilitas Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Peraturan Perpajakan I, dan Direktorat Peraturan Perpajakan II Ditjen Pajak Kementerian Keuangan. Selain itu, turut hadir perwakilan dari PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Asuransi Asei Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Alfo Citra Abadi, serta PT Indal Aluminium Industri.

Direktur Pengamanan Perdagangan, Kemendag, Natan Kambuno menjelaskan bahwa pihaknya berupaya agar pemerintah tetap bersikap kooperatif untuk menghadapi tuduhan antisubsidi itu. Dengan begitu, diharap penyelidikan dapat memberikan hasil terbaik.

“Tujuannya, agar hubungan dagang Indonesia dengan negara mitra dapat terus terjaga dan dapat mendorong kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia," ungkap Natan.

Selain tuduhan antisubsidi ekstrusi aluminium, Natan memberkan pihaknya juga tengah menangani penyelidikan trade remidies dari AS berupaya penyelidikan antidumping dan antisubsidi produk matras dan udang asal Indonesia.

Kemendag mencatat dalam lima tahun terakhir sejak 2019 hingga 2023, ekspor aluminium Indonesia ke AS terus mengalami kenaikan. Ekspor komoditas ini ke AS hanya mengalami penurunan pada 2023 yaitu sebesar sebesar US$102,23 juta atau turun 27% dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 139,15 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper