Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Lapor Jokowi, Indonesia Mulai Proses Keanggotaan OECD

Menko Airlangga Hartarto melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait update proses keanggotaan OECD.
PERTUMBUHAN EKONOMI 2023 5,05% Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan saat konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Senin (5/2/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
PERTUMBUHAN EKONOMI 2023 5,05% Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan saat konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Senin (5/2/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Indonesia sudah diterima untuk berproses mengajukan keanggotaan di Organization for Economic Cooperation dan Development (OECD). 

Hal itu disampaikan Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, usai menghadiri pelantikan menteri baru di Kabinet Indonesia Maju, Jakarta, Rabu (21/2/2024). 

"Saya juga ingin menyampaikan bahwa saya lapor ke bapak Presiden, bahwa tadi malam keanggotaan Indonesia di OECD sudah diterima untuk berproses," katanya kepada wartawan. 

Untuk diketahui, Presiden Jokowi telah memerintahkan agar Indonesia bisa mendapatkan keanggotaan organisasi internasional yang meliputi 38 negara itu. Apabila berhasil, Indonesia bakal menjadi negara ketiga di Asia setelah Jepang dan Korea Selatan yang menjadi anggota OECD. 

Selain itu, Indonesia akan menjadi negara pertama di Asean apabila proses keanggotaan OECD ini berjalan mulus. 

Airlangga menyebut bahwa setidaknya Australia dan Jepang sudah menyatakan bakal mendukung proses keanggotaan Indonesia di OECD. 

Ketua Umum Partai Golkar itu lalu mengatakan bahwa setelah ini OECD akan mengeluarkan peta jalan atau road map untuk keanggotaan Indonesia.

Presiden Jokowi telah memerintahkan Airlangga untuk melaksanakan berbagai persiapan yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat-syarat dari OECD. 

"Jadi kemarin ada beberapa rumors yang sata katakan itu tidak benar, karena sekarang 38 negara OECD menyetujui Indonesia bergabung dengan OECD," ucapnya.

Adapun, OECD telah memutuskan untuk membuka diskusi mengenai aksesi keanggotaan Indonesia, usai penyampaian intensi pemerintah Indonesia untuk bergabung dengan organisasi tersebut.

Keputusan untuk membuka diskusi aksesi juga menjadi kelanjutan dari peningkatan keterlibatan dan kerja sama Indonesia sebagai salah satu negara Mitra Utama OECD sejak 2007 lalu. 

“Keputusan Anggota OECD hari ini adalah sesuatu yang bersejarah. Pengajuan dari Indonesia adalah yang pertama di Asia Tenggara, salah satu kawasan dengan pertumbuhan paling dinamis di dunia. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia adalah pemain global yang signifikan, memberikan kepemimpinan yang penting di kawasan ini dan sekitarnya,” ungkap Sekjen OECD Mathias Cormann, dilansir dari situs resmi Kemenko Perekonomian.

Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi Susiwijono Moegiarso mengungkapkan RI memilih gabung ke OECD daripada BRICS karena berbagai pertimbangan. Salah satunya, di internal BRICS ada sejumlah pertentangan, seperti India terkadang bersitegang dengan China. BRICS adalah akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan).

"Pak Presiden meminta kita bergabung dengan OECD saja, dan mempersiapkan 3 tahun agar bisa masuk ke organisasi ini," ujarnya dalam temu dengan media di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Dia menyampaikan bahwa biasanya suatu negara butuh waktu 5-7 tahun untuk masuk ke OECD. Salah satunya Chili yang baru diterima setelah 7 tahun mendaftar menjadi anggota organisasi bergengsi dunia itu. 

Jokowi bahkan disebut melakukan pertemuan bilateral dengan Prancis dan Belanda untuk meminta dukungan, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di India 2023 lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper