Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uji Coba 3 Tahun, SPBU Hidrogen PLN Beroperasi Komersial 2027

SPBU hidrogen milik PLN ditargetkan beroperasi komersial pada 2027 setelah dilakukan uji coba selama 3 tahun.
Kantor pusat PLN./Istimewa
Kantor pusat PLN./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan komersialisasi stasiun pengisian hidrogen atau hydrogen refueling station (HRS) milik PT PLN (Persero) pada 2027.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) lewat subholding PLN Indonesia Power baru saja meresmikan HRS atau SPBU hidrogen itu di Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eniya Listiani Dewi, menuturkan HRS milik PLN itu bakal dijadikan uji coba awal penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar pengganti bensin untuk kendaraan.

Rencanannya, HRS milik perusahaan setrum negara itu bakal diujicoba selama 3 tahun. 

“Rencana untuk komersialisasinya itu 2027, jadi uji cobanya 3 tahun, sekaligus kita ingin melihat bagaimana kelancaran mentransportasi hidrogen dari Muara Karang ke sini,” kata Eniya selepas peresmian HRS PLN di Senayan.

Eniya, yang juga pengasuh PLN Hydrogen Center, menambahkan uji coba HRS itu bakal diarahkan untuk bus pada Agustus tahun ini. Selang sebulan, hidrogen bakal diujicobakan untuk kendaraan mobil penumpang.

Di sisi lain, Kementerian Perindustrian memproyeksikan terdapat sekitar 3.000 unit kendaraan hidrogen mengaspal pada 2030 mendatang. Sementara, Dewan Energi Nasional (DEN) memperkirakan terdapat 245.000 truk bertenaga hidrogen pada 2035 nanti.

“Arahnya ke sana, 2030 diharapkan harga hidrogennya lumayan rendah, sekarang pun sudah rendah Rp270 per kilometer, tapi capex [mobil]-nya yang mahal,” tuturnya.

Saat ini, pabrikan mobil hidrogen seperti Toyota yang berbasis fuel cell atau sel tunam terbilang mahal dengan kebutuhan investasi mencapai Rp900 juta sampai dengan Rp1 miliar. Dia memperkirakan kebutahan investasi pabrikan mobil hidrogen itu bisa turun separuh pada 2030 mendatang.

“Menurut saya 2030 itu waktu yang singkat,” ujarnya. 

Melansir laman Kementerian ESDM, bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel) merupakan bahan bakar tanpa emisi yang digunakan sebagai bahan bakar bagi pembangkitan listrik bersama dengan oksigen menggunakan suatu unit yang dinamakan dengan hydrogen fuel cell.

Hydrogen fuel cell bekerja mirip dengan baterai, di mana sebuah fuel cell memiliki kutub anoda (-) serta katoda (+). Hidrogen (H2) dialirkan ke kutub anoda yang selanjutnya akan memecah molekul hidrogen menjadi elektron serta ion hidrogen. Aliran elektron pada sirkuit eksternal akan menghasilkan listrik.

Sementara itu, ion hidrogen akan bereaksi dengan oksigen (O2) yang akan menghasilkan uap air (H2O). Produk sampingan dari reaksi ini hanyalah uap air, sehingga hydrogen fuel merupakan jenis energi yang sangat bersih.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, HRS itu menjadi tindak lanjut perseroan untuk pemanfaatan hasil produksi hidrogen dari pembangkit thermal dan terbarukan sebanyak 22 unit. Total hidrogen hijau yang dihasilkan sebanyak 203 ton saat ini.

“Kebutuhan dari PLN untuk pendinginan pembangkit kami hanya 75 ton, artinya ada 138 ton green hydrogen yang bisa digunakan untuk sektor transportasi,” kata Darmawan saat peresmian HRS di Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Darmawan menuturkan dengan alokasi hidrogen hijau saat ini di level 128 ton dapat menyediakan energi untuk 438 mobil setiap tahunnya.

Kemampuan itu setara dengan pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 1,59 juta liter dan penurunan emisi 4,15 juta kilogram CO2 setiap tahunnya.

“Kalau menggunakan hydrogen refueling station yang ada di sini, biayanya hanya sekitar Rp276 saja per kilometer, coba bandingkan dengan biaya menggunakan BBM Rp1.300 per kilometer,” ujarnya.

Menurut dia, harga per kilometer hidrogen hijau itu jauh lebih kompetitif juga dengan harga pengisian daya setrum kendaraan listrik di level Rp350 sampai dengan Rp400. Adapun tarif ultra fast charging dari kendaraan listrik dibanderol Rp555 per kilometer.

“Kami juga menjajaki nanti kolaborasi dengan transportasi publik yang ada di Jakarta,” kata dia.

HRS Senayan dilengkapi dengan charger electric vehicle berbasis hidrogen yang memiliki fungsi sama dengan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Di sana juga dibangun Hydrogen Center dan Hydrogen Gallery Room sebagai pusat pelatihan dan pendidikan terkait hidrogen di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper