Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepi Pesanan Industri Tekstil, 5.300 Pekerja Kena PHK Massal

Sekitar 5.300 karyawan industri tekstil terkena PHK massal selama periode Januari hingga pertengahan 2024.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Industri Tekstil dan produk tekstil (TPT) masih berjibaku dengan berbagai polemik yang memicu sepi pesanan. Kondisi ini membuat pemutusan hubungan kerja (PHK) massal berlanjut.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi, mengatakan periode Januari hingga pertengahan Februari 2024 setidaknya 5.300 karyawan industri tekstil di PHK.

"Yang masuk baru dari PT Sai Apparel Garmen di Semarang, PHK sekitar 5.000 pekerja, PT Sinar Panca Jaya Tekstil Kota Semarang PHK sekitar 300-an," kata Ristadi kepada Bisnis, Selasa (20/2/2024).

Dia menuturkan PHK terjadi lantaran pesanan terus menurun, melanjutkan tren pelemahan sejak 2022. Padahal, momentum politik 2024 dinilai dapat mendongkrak pesanan produk tekstil.

Adapun, sepanjang 2023 pihaknya mencatat setidaknya 8 perusahaan melakukan PHK massal yang berimbas pada sekitar 7.200 pekerja industri tekstil.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma G. Wirawasta, mengatakan momentum tahun politik dan perayaan hari besar Imlek belum memberikan kontribusi signifikan terhadap pesanan.

"Stok barang-barang impor, baik dalam bentuk kain mau pun pakaian jadi sudah menumpuk dipasar. Akhirnya banyak perusahaan tutup dan PHK karyawan," ujarnya.

Menurut Redma, jika kondisi ini minim atensi pemerintah seperti 2 tahun ke belakang, maka kinerja tahun ini akan kembali negatif bahkan semakin terpuruk.

Sebagai informasi, laju pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mengalami kontraksi ke level -1,98% (year-on-year/yoy) pada 2023.

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) mengakui peran pemilu yang minim dalam mendongkrak pesanan baru untuk industri tekstil.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Ditjen IKFT Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan, mengatakan indeks kepercayaan industri (IKI) khususnya tekstil pun masih terkontraksi.

"Bahan baku dari industri tekstil ini kekuatannya 60% untuk pesanan domestik. Kita tadinya berharap, pesta demokrasi bisa mengangkat dari segi permintaan maupun produksi," ungkap Adie. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper