Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Sebut Biang Kerok Manufaktur Melambat 10 Tahun Terakhir

Kemenperin membeberkan biang kerok masih lesunya kontribusi industri pengolahan atau manufaktur dalam 10 tahun terakhir.
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membeberkan biang kerok masih lesunya kontribusi industri pengolahan atau manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dalam 10 tahun terakhir.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri pengolahan terhadap PDB sebesar 18,67% sepanjang 2023. Meskipun sumbangsihnya meningkat dari 2022 sebesar 18,34%, tetapi capaian ini lebih rendah dari 2014 yang berkontribusi 21,28%.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi mengatakan terdapat berbagai tantangan internal dan eksternal yang menyebabkan pelemahan kontribusi manufaktur. 

"Kelihatannya mungkin yang besar pengaruhnya dari konsumsi, kemungkinan konsumsinya juga agak menurun sehingga berdampak ke pertumbuhan," kata Andi kepada wartawan, Selasa (6/2/2024).

Andi menjelaskan faktor konsumsi dari rumah tangga ataupun pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tampak mengalami pelemahan.

Di sisi lain, faktor impor dan ekspor, hingga kinerja investasi yang juga memengaruhi produktivitas industri pengolahan sehingga menurunkan kontribusi manufaktur terhadap PDB nasional.

"Dari eksternal, ada juga pasar ekspor [terhambat] karena Rusia-Ukraina dan dampak dari Palestrina Israel juga ada, sehingga menyebabkan permintaan ekspor menurun," tuturnya.

Padahal, tak sedikit komoditas manufaktur yang bergantung pada pasar ekspor. Penurunan konsumsi ekspor menjadi beban bagi industri yang mengandalkan ekspor karena kondisi geopolitik.

"[Tahun 2024 kontribusi manufaktur] harusnya lebih tinggi karena kita punya target 2020-2024 minimal dia rata atau kalau bisa meningkat naik," ujarnya.

Untuk diketahui, dari segi pertumbuhan industri pengolahan nonmigas juga mengalami perlambatan pada 2023 yang tumbuh 4,69%, turun dari tahun 2022 sebesar 5,01%.PS mencatat pertumbuhan industri pengolahan nonmigas 4,69% pada 2023 ditopang oleh industri logam dasar yang tumbuh 14,17%, industri barang galian bukan logam tumbuh 14,11%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper