Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Melambat, Bank Sentral Singapura Pertahankan Kebijakan Moneter

Otoritas Moneter Singapura (MAS) mempertahankan tingkat apresiasi kebijakan moneternya, yang dikenal sebagai Nominal Effective Exchange Rate atau S$NEER.
Tampak depan Gedung Monetary Authority of Singapore/ Bloomberg-Ore Huiying
Tampak depan Gedung Monetary Authority of Singapore/ Bloomberg-Ore Huiying

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Singapura mempertahankan kebijakan moneternya pada Senin (29/1/2024), sejalan dengan ekspektasi pasar karena tekanan inflasi mereda dan prospek pertumbuhan membaik.

Melansir Reuters, Senin (29/1/2024), Monetary Authority of Singapore (MAS) mempertahankan tingkat apresiasi yang berlaku pada rentang kebijakan berbasis nilai tukar yang dikenal sebagai Nominal Effective Exchange Rate, atau S$NEER. Lebar dan level di mana rentang ini berpusat tidak berubah.

MAS mengatakan ekonomi Singapura diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024 dengan pertumbuhan yang lebih luas, kecuali jika terjadi guncangan global lebih lanjut.

"Inflasi inti MAS kemungkinan akan tetap tinggi di awal tahun ini, tetapi akan menurun secara bertahap dan turun pada kuartal IV/2024, sebelum turun lebih jauh tahun depan," kata MAS dalam pernyataannya.

Ekonom Maybank Chua Hak Bin mengatakan bahwa bank sentral mempertahankan bias pengetatan saat ini karena pengukur inflasi inti dan inflasi umum berada di atas 3% dan zona nyaman secara historis.

Inflasi inti Singapura mencapai 3,3% pada Desember 2023 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), melambat dari level tertinggi di 5,5% pada awal tahun lalu.

MAS mengatakan inflasi inti diproyeksikan turun menjadi rata-rata 2,5-3,5% untuk tahun 2024 setelah naik pada kuartal saat ini karena kenaikan pajak penjualan sebesar 1 poin persentase mulai Januari yang menurut MAS akan memiliki "dampak sementara".

Produk domestik bruto (PDB) naik 2,8% secara tahunan pada kuartal IV/2023, menurut perkiraan awal yang diterbitkan oleh kementerian perdagangan pada awal Januari.

PDB untuk setahun penuh pada 2023 mencapai 1,2% dan kementerian perdagangan memproyeksikan PDB tumbuh 1-3% pada 2024.

"Prospek ekonomi Singapura akan terus membaik pada tahun 2024," kata MAS, meskipun risiko kenaikan dan penurunan terhadap prospek inflasi tetap ada.

Ekonom OCBC Selena Ling mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa bank sentral Singapura sedang dalam tren jeda kebijakan yang diperpanjang untuk saat ini.

"Kebijakan moneter bulan April kemungkinan akan tetap dipertahankan dan peluang pelonggaran paling awal hanya akan terjadi di akhir tahun ini ketika inflasi inti turun dengan lebih meyakinkan," katanya seperti dikutip Reuters.

Keputusan kebijakan MAS pada hari Senin adalah yang pertama di bawah jadwal tinjauan yang baru, di mana bank sentral akan membuat pengumuman kebijakan setiap kuartal.

Bank sentral mempertahankan kebijakan moneter pada bulan April dan Oktober tahun lalu, yang mencerminkan kekhawatiran pertumbuhan, setelah mengetatkan kebijakan pada lima tinjauan berturut-turut sebelumnya.

Sebagai sebuah negara yang sangat bergantung pada perdagangan, Singapura menggunakan metode yang unik dalam mengelola kebijakan moneter, dengan mengubah nilai tukar dolar Singapura terhadap sejumlah mata uang, bukan suku bunga domestik seperti kebanyakan negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper