Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Bakal Terbitkan SBN Senilai Rp666,4 Triliun pada 2024

Menkeu Sri Mulyani menargetkan total penerbitan surat berharga negara (SBN) mencapai Rp666,4 triliun pada 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat diwawancarai dalam Emerging + Frontier Forum di London, Inggris pada Selasa (25/6/2019). - Bloomberg/Luke MacGregor
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat diwawancarai dalam Emerging + Frontier Forum di London, Inggris pada Selasa (25/6/2019). - Bloomberg/Luke MacGregor

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan pembiayaan utang yang bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp666,4 triliun seperti tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. 

Jumlah tersebut meningkat hingga 115% dibandingkan dengan realisasi pada 2023 senilai Rp308 triliun. Adapun, jika penerbitan SBN 2024 naik 83,6 persen jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2023 sebesar Rp362,93 triliun (year-on-year/yoy). 

Dikutip dari Dokumen Nota Keuangan dan RAPBN 2024, target penerbitan SBN akan dipenuhi melalui dua instrumen utama, yaitu SUN dan SBSN baik dalam bentuk rupiah maupun valas  dengan tenor 2-50 tahun dan SPN/S. 

Pemerintah akan mengutamakan penerbitan SBN dalam bentuk rupiah di pasar domestik untuk mengendalikan risiko nilai tukar dan untuk mendukung pengembangan pasar keuangan domestik. 

Sri Mulyani Bakal Terbitkan SBN Senilai Rp666,4 Triliun pada 2024

Penerbitan SBN akan dilakukan dalam bentuk Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Ritel (SR), Saving Bonds Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST) dengan target ke investor institusi dan investor ritel. Pemilihan instrumen dan tenor penerbitan akan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain kebijakan pengelolaan utang, biaya penerbitan SBN, risiko pasar keuangan domestik dan global, preferensi investor, dan kapasitas daya serap pasar.

Dengan penerbitan SBN ritel secara daring, diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat, terutama generasi milenial, untuk berinvestasi pada SBN.

Selain penerbitan SBN domestik melalui lelang dan SBN ritel, Pemerintah juga melanjutkan inovasipenerbitan Cash Waqf Linked Sukuk sebagai salah satu upaya untuk mendukung Gerakan Wakaf Nasional. 

"Selain sebagai pembiayaan umum APBN, SBN khususnya SBSN juga digunakan secara langsung untuk pembiayaan proyek/kegiatan kementerian/lembaga (earmarked)," seperti dikutip dari Buku Nota Keuangan RAPBN 2024. 

Sementara itu, dari sisi pasar keuangan domestik hingga semester I/2023 menunjukan tren positif, di mana yield SBN memiliki tren menurun sejalan dengan masuknya modal asing ke pasar domestik. Suku bunga atau yield SBN 10 tahun juga diperkirakan sebesar 6,7 persen di tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper