Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Peluang Penyimpanan Karbon Hingga Alarm Saham ASII

Sejumlah berita pilihan seperti peluang penyimpanan karbon, laju pembangkit PLTU, hingga alarm saham ASII menjadi pilihan BisnisIndonesia.id.
Uap di pembangkit listrik berbasis batu bara yang berlokasi di Latrobe Valley, Australia pada Rabu (29/4/2015). - Bloomberg/Carla Gottgens
Uap di pembangkit listrik berbasis batu bara yang berlokasi di Latrobe Valley, Australia pada Rabu (29/4/2015). - Bloomberg/Carla Gottgens

Bisnis.com, JAKARTA - Dengan bekal persiapan skema perdagangan karbon yang matang, ditambah dengan potensi ekosistem penyimpanan karbon dioksida bakal menjadi peluang besar bagi Indonesia memimpin penyimpanan karbon di kawasan Asia Tenggara. 

Tidak lama lagi, pemerintah juga bakal segera menelurkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) yang mengatur soal penerapan teknologi CCS hingga impor karbon.

Tak heran jika sebelumnya sejumlah perusahaan raksasa minyak dan gas bumi (migas) global beramai-ramai mengincar peluang kerja sama pengelolaaan karbon di Indonesia. Di dalam negeri, pemerintah secara terbuka juga mengundang semua pemangku kepentingan di industri CCS untuk memanfaatkan potensi penyimpanan karbon di Indonesia.

Selain soal penyimpanan karbon, terdapat pula berita komprehensif lainnya yang menjadi pilihan redaksi BisnisIndonesia.id pada Rabu (24/1/2024). Di antaranya adalah:


1. Memuluskan Jalan Indonesia Jadi Pemain Utama Penyimpanan Karbon

Adapun, terkait dengan perpres pengembangan CCS, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengungkapkan bahwa perpres tersebut telah ditandatangani dan siap dirilis dalam waktu dekat.

Tak hanya itu, perpres tersebut juga akan membuka kemungkinan industri di luar migas untuk melakukan pengembangan CCS, seperti industri baja, kaca, smelter, dan lainnya. Selain itu, beleid tersebut juga membuka peluang cross border CCS atau impor karbon.

Alokasi untuk CCS domestik nantinya akan lebih besar untuk menampung ketersediaan di dalam negeri, meskipun potensi cross border diperlukan untuk bisa mencapai target Indonesia menjadi regional hub CCS.

Apalagi, pengembangan CCS membutuhkan investasi besar dan peluang cross border CCS diharapkan akan membantu investasi masuk sehingga mengurangi biaya pengembangan dan mendorong industri dalam negeri memanfaatkan teknologi tersebut.


2. Saat Pembangkit EBT Dipacu, PLTU Justru Kian Melaju

Di saat pemerintah menyatakan komitmen untuk memperbesar cakupan energi bersih, bauran energi pembangkit listrik tenaga uap justru kian membesar dibandingkan dengan pembangkit energi baru terbarukan.

Beroperasinya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata sebagai pembangkit surya terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 192 megawatt peak nampaknya belum mampu mengungkit persentase pembangkit energi bersih di Tanah Air. 

Bauran pembangkit listrik di Indonesia dewasa kini masih didominasi oleh PLTU berbasis batu bara. Data terakhir kementerian energi dan sumber daya mineral (ESDM) mendapati setidaknya 67,66% energi listrik masih dipasok melalui pembangkit tenaga uap pada 2023.

3. Peluang Emas Berburu SBN Ritel ORI025 Kala Suku Bunga Siap Turun

Investor ritel dapat mulai bersiap untuk kembali berburu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) Ritel, sebab sebentar lagi masa penawaran instrumen Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI025 bakal segera dibuka. Dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang kini masih tinggi, kupon instrumen ini pun diprediksi tetap menarik.

ORI025 dijadwalkan akan meluncur dengan estimasi masa penawaran 29 Januari 2024-22 Februari 2024. Seri ini akan menjadi SBN Ritel pertama yang dipasarkan tahun ini dari rencana awal sebanyak delapan seri.

Pemerintah menjadwalkan dua seri untuk jenis SBN Ritel ORI, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan (ST). Selain itu, pemerintah juga menerbitkan masing-masing satu seri untuk Saving Bond Retail (SBR) dan Sukuk Wakaf Ritel (SWR).

4. Alarm untuk Saham Astra (ASII) Akibat Masuknya Mobil Listrik BYD

Masuknya mobil listrik asal China, yakni BYD atau Build Your Dreams, akan menjadi tantangan serius bagi bisnis PT Astra International Tbk. di Indonesia yang selama ini sukses mempertahankan pangsa pasar terbesar di lini kendaraan roda empat.

Produsen asal China tersebut tampak tidak main-main dalam upayanya untuk merebut pasar kendaraan listrik di Indonesia. BYD telah meluncurkan tiga mobil listrik pada 18 Januari 2024 lalu, yakni Seal, Atto3, dan Dolphin.

Dalam rencana investasinya, BYD sudah memiliki tujuh jaringan diler hingga Januari 2024. Targetnya jumlah ini bisa mencapai 50 outlet sampai akhir tahun ini.

5. Maskapai Agresif Buka Rute Baru di Tengah Keterbatasan Pesawat

Kedatangan 133 wisatawan mancanegara dari Kota Kunming ke Bandara Hang Nadim, Batam pada awal pekan ini menandai agresifnya maskapai penerbangan dalam negeri menambah rute baru baik domestik maupun internasional. 

Seratusan wisman tersebut tiba dari China ke Indonesia melalui Bandara Hang Nadim pada Minggu (21/1/2024) sekira pukul 5.00 WIB. Seluruh penumpang terbang menggunakan maskapai Citilink Indonesia. Dari penerbangan perdana itu diharapkan rute ini akan menjadi rute reguler.

Kendati masih mengalami keterbatasan jumlah armada dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah maskapai baik swasta maupun pelat merah kompak menambah rute penerbangan baru untuk mengejar pemulihan pascapandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper