Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Turun ke Level US$46.770, Harap-harap Cemas ETF Spot

Harga Bitcoin kini terlihat datar setelah melonjak melewati level US$47.000 lantaran menunggu persetujuan ETF Bitcoin Spot.
Ilustrasi Bitcoin. Reuters
Ilustrasi Bitcoin. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin kini terlihat datar setelah melonjak melewati US$47.000 akibat didorong spekulasi Amerika Serikat (AS) siap untuk menyetujui ETF Bitcoin spot, yakni aset digital terbesar di dunia yang dapat diperdagangkan di bursa. 

Mengutip Bloomberg, harga Bitcoin telah menurun menjadi US$46.770 pada pukul 8.56 pagi di Singapura pada Selasa (9/1) atau pukul 7.56 pagi WIB, setelah melonjak 6,5% pada Senin (7/1) di AS. 

Kenaikan di 2024 kini telah mencapai 10%, berbeda dengan penurunan pada periode yang sama pada saham dan emas. Pasar kripto juga mengharapkan persetujuan untuk ETF Bitcoin spot AS pada batas 10 Januari 2024. 

Para calon emiten seperti BlackRock, Fidelity Investments, dan Ark Investment, kini memperbarui dokumen dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) dan regulator. Mereka memiliki waktu hingga Rabu (10/1) untuk mengambil tindakan, setidaknya terhadap salah satu permohonan. 

Para spekulan sendiri bertaruh bahwa badan tersebut akan mengumumkan sejumlah keputusan secara sekaligus. Hal ini menimbang agar mencegah memberikan keuntungan kepada pihak pertama. 

Bitoin telah naik 172% dalam setahun terakhir, menunjukan bahwa para pedagang mengantisipasi adopsi token digital yang lebih besar oleh investor arus pertama melalui ETF.

“Peserta tampaknya mulai berpikir bahwa arus awal sebenarnya akan melebihi ekspektasi,” jelas pedagang di Arca, Kyle Doane.

Pemohon memperbarui formulir mereka pada Senin (8/1) di AS, dalam dorongan terakhir untuk menawarkan produk ETF Bitcoin spot, lebih dari satu dekade setelah upaya pertama.

Ketua SEC Gary Gensler berkali-kali berpendapat bahwa kripto penuh dengan penipuan dan pelanggaran hukum. SEC telah menindak sektor ini setelah kekacauan dan keruntuhan pasar pada 2022, seperti kebangkrutan bursa FTX oleh Sam Bankman-Fried.

Namun, SEC pada tahun lalu kalah dalam ‘pertempuran’ hukum utama melawan  manajer aset kripto Grayscale Investments LLC, yang memicu spekulasi bahwa regulator harus menyetujui ETF spot.

Terdapat beberapa kritik mengenai ETF, dengan para kritikus berpendapat bahwa produk tersebut dapat menimbulkan risiko bagi investor menimbang aset digital mudah berubah-ubah dan mengundang aktivitas terlarang. 

“Sayangnya, yang akan terjadi adalah banyak sekali warga Amerika, menurut pandangan kami, yang akan dirugikan secara finansial,” jelas  CEO reformasi keuangan nirlaba Better Markets, Dennis Kelleher. 

Kritikus ETF berpendapat bahwa produk-produk tersebut membawa risiko bagi investor karena aset digital terkenal karena volatilitas dan menarik aktivitas ilegal.

Beberapa pengamat kripto bertanya-tanya apakah bitcoin sudah siap untuk koreksi dan kapan persetujuan SEC akhirnya dapat diterima. Hal ini lantaran para spekulan mungkin memutuskan untuk mengamankan sebagian keuntungan dari reli token. 

Menurut analis pasar di IG Australia Pty, Tony Sycamore, berdasarkan  pola grafik, level US$51,000 adalah target yang mungkin sebelum terjadi kemunduran

“[Melihat perputaran harga jangka pendek] hasil utama dari persetujuan ETF bitcoin spot akan menjadi mesin pemasaran di balik kesadaran bitcoin yang lebih besar, didukung oleh beberapa nama terbesar di bidang keuangan tradisional,” jelas penulis buletin Crypto Is Macro Now,  Noelle Acheson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper