Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kembali Jalan, Begini Kemajuan Proyek Smelter Bauksit Inalum & Antam (ANTM)

Kementerian ESDM mengungkapkan perkembangan kemajuan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik anak usaha Inalum & Antam di Kalimantan Barat.
Pabrik peleburan PT Inalum (Persero)./inalum.id
Pabrik peleburan PT Inalum (Persero)./inalum.id

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan kemajuan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah fase I, Kalimantan Barat telah mencapai 80% per pertengahan Desember 2023, setelah beberapa tahun tersendat akibat perselisihan kontraktor. 

Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ing Tri Winarno mengatakan, proyek SGAR belakangan telah menunjukan kemajuan signifikan untuk dapat beroperasi atau commercial operation date (COD) pada akhir tahun depan. 

“Sekarang kemajuannya sudah bagus 80%, itu sudah jalan kok sudah progres tapi belum selesai,” kata Tri saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Tri berharap proyek itu dapat selesai sesuai dengan lini waktu baru yang disepakati bersama dengan kontraktor, setelah beberapa kali mundur. 

“Berprogreslah itu, alat besar juga sudah turun, hari ini kemajuan 80%,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menargetkan proyek SGAR Mempawah fase I, Kalimantan Barat dapat rampung pada paruh kedua 2024, setelah beberapa tahun tersendat akibat perselisihan kontraktor. 

Direktur Utama Inalum Danny Praditya mengatakan, perseroan menargetkan pengiriman alumina pertama dari smelter itu dapat dilakukan pada semester II/2024. Selanjutnya, operasi komersial secara penuh ditarget terjadi pada 2025.  

“Ini merupakan feedstock untuk aluminium smelter kita di Kuala Tanjung, kapasitasnya 1 juta kilo ton per annum (ktpa) dan ini cukup sampai 500.000 ton aluminium yang dihasilkan dari smelter ini,” kata Danny saat RDP dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (24/8/2023).  

Pabrik tahap I itu bakal menambah kapasitas produksi alumina sebanyak 1 juta ton. Selanjutnya, Inalum berencana untuk membangun SGAR Mempawah fase dua dengan potensi tambahan kapasitas produksi alumina di rentang 1 juta ton hingga 2 juta ton selepas 2024. 

“Kami akan melakukan mungkin beauty contest atau pemilihan calon mitra strategis untuk joint venture dan bermitra dengan kita dalam hal pembangunan tambahan 1 sampai 2 juta ton alumina itu,” kata dia.  

Sebelumnya, pemerintah mencabut proyek pengerjaan SGAR Mempawah dari daftar proyek strategis nasional (PSN) lewat penerbitan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022 pada akhir Juli 2022 lalu. 

Keputusan itu diambil lantaran proyek yang ditaksir menelan investasi US$1,7 miliar itu molor cukup lama akibat perselisihan yang terjadi dari pihak pemegang konsorsium EPC, yakni BUMN asal China, China Aluminium International Engineering Corporation Ltd. (Chalieco) sebesar 75% dan sisanya PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PTPP). 

Seperti diketahui, proyek strategis untuk pemurnian bijih bauksit itu dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) yang sahamnya mayoritas dimiliki Inalum sebanyak 60% dan sisanya PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam dengan kepemilikan 40%.

Saat itu, PT BAI melaporkan potensi pendapatan yang hilang atau potential revenue loss dari mandeknya proyek SGAR Mempawah selama 16 bulan terakhir mencapai US$450 juta atau setara Rp6,37 triliun hingga September 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper