Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musim Kampanye Pemilu 2024, Pengusaha Plastik Curhat Sepi Pesanan

Pelaku industri plastik mengeluhkan kondisi sepi pesanan produk plastik selama masa kampanye Pemilu 2024.
Ilustrasi sampah dari kemasan plastik/ Freepik
Ilustrasi sampah dari kemasan plastik/ Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas) mengeluhkan kondisi sepi pesanan selama masa kampanye Pemilu 2024. Perputaran uang di tahun politik kali ini lebih minim jika dibandingkan dengan tahun pemilu sebelumnya. 

Sekjen Inaplas, Fajar Budiono, mengatakan pesanan plastik biasanya banjir order dari industri makanan dan minuman. Namun, dia menilai industri tersebut pun masih sepi lantaran pergerakan kumpul saat kampanye tidak masif.

"[Tahun politik] ini lagi sepi banget. Order makanan dan minuman masih belum naik. Kampanye yang kita harapkan bulan ini sudah mulai ramai berjalan, kelihatannya masih sepi-sepi saja," kata Fajar kepada Bisnis, dikutip Minggu (17/12/2023). 

Alih-alih tahun politik, Fajar justru berharap adanya peningkatan pesanan dari kebutuhan pangan di musim penghujan. Namun, dia tetap berharap pesanan produk plastik akan meningkat lewat kampanye Pilkada 2024.

Selain makanan dan minuman, industri plastik biasanya ikut meraup cuan imbas penggunaan baliho berbahan geotextile yang terbuat dari polypropylene atau polyester (PET), bahan baku plastik. 

"Ternyata di sini masih jarang sekali yang bikin. Dan itu pun masih impor kebanyakkan 80 persennya. Sekarang kampanye juga banyak ke media sosial," ujarnya. 

Fajar menuturkan, tahun pemilu sebelumnya lebih ramai, lantaran media sosial belum mendominasi. Meskipun pada pemilu sebelumnya hanya ada 2 kandidat, tapi kontestasinya cukup panjang dan ramai. 

Dengan demikian, dampak dari kampanye terhadap kinerja industri plastik saat ini belum signifikan. Terlebih, jika Pilpres dilakukan hanya lewat satu putaran yang artinya akan memperkecil peluang perputaran uang. 

"Terus makanan minuman sendiri juga tahun depan masih belum bisa tumbuh di atas 7%, di revisi menjadi 6%. Makanan minuman itu 40% packaging kami support ke industri ini. Artinya ya, di industri plastik hanya 4%-an saja," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper