Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Dunia Mendingin, Harga BBM Subsidi Masih Ditahan

Kementerian ESDM menegaskan belum berencana untuk menyesuaikan harga BBM subsidi.
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan belum berencana untuk menyesuaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) subsidi di tengah tren penurunan harga minyak mentah dunia akhir tahun ini. 

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pergerakan harga minyak mentah saat ini masih fluktuatif untuk ditanggapi. Di sisi lain, menurut Tutuka, harga di rentang US$70 per barel relatif masih tinggi. 

“Untuk saat ini belum [ada revisi] sih, ini kan masih US$70-an sekian ya, saya rasa masih ada data yang lain lah,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (13/12/2023). 

Tutuka mengatakan, keputusan untuk meninjau ulang harga BBM domestik bakal dipikirkan saat harga minyak mentah dunia menyentuh level US$60 per barel. 

“Kalau harga minyak US$60-an kita lihat lagi, sekarang juga sudah lumayan tajam turunnya,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, harga minyak dunia terus mengalami penurunan signifikan. Pada perdagangan pagi ini, Rabu (13/12/2023), Bloomberg melaporkan harga minyak WTI bertengger pada level $68,4 per barel pada pukul 08.32 WIB. Semakin jauh meninggalkan level US$70 per barel. Dalam waktu perdagangan yang sama, minyak jenis Brent dilaporkan berada pada level US$73,06 per barel. 

Saat yang sama, harga batu bara juga mengalami pelemahan. Bursa Newcastle mencatat pengiriman batu bara untuk kontrak Desember menjadi US$146.25 per ton atau turun 4,10%. Demikian juga untuk kontrak Januari longsor menjadi US$143.75 per ton atau turun 6,11% 

Penurunan signifikan pada harga batu bara mencerminkan fluktuasi pasar energi global, di tengah pergeseran dalam kebijakan energi, permintaan, dan penawaran. 

Pelaku pasar menunggu keputusan final dari COP28 di Dubai yang sedang membahas arah dunia terhadap kebijakan perubahan iklim termasuk penggunaan energi fosil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper