Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Industri Logam Dasar Makin Kinclong, Ini Penyebabnya

Kemenperin mencatat realisasi industri logam dasar makin kinclong.
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat pertumbuhan realisasi investasi pada subsektor industri logam dasar sebesar 9,50%. Kondisi ini mendorong kinerja gemilang sektor tersebut. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri logam dasar telah berkontribusi sebesar 10,86% (year-on-year/yoy) terhadap industri pengolahan nasional pada kuartal III/2023. 

“Subsektor industri logam dasar dengan KBLI 24 juga masih berada pada level ekspansi,” kata Agus dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (7/12/2023). 

Pertumbuhan subsektor industri logam dasar sejalan dengan capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada November 2023 yang menunjukan indikasi ekspansi, yaitu pada level 52,43 atau meningkat 1,73 poin dibandingkan Oktober 2023. 

Adapun, sumbangsih industri logam yang signifikan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan ekspor untuk produk logam dasar.

Selama kuartal III/2023, pertumbuhan ekspor produk industri logam mengalami ekspansi sebesar 1,72% secara tahunan. 

"Pertumbuhan impor produk industri logam mengalami penurunan atau kontraksi sebesar 24,97% (yoy), sehingga neraca perdagangan industri logam dasar mengalami surplus sebesar US$5,6 miliar," tuturnya. 

Lebih lanjut, Agus menuturkan hasil Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga tercatat positif, yakni berada di level 51,7 pada November 2023. 

Menurutnya, hal ini menandakan bahwa prestasi ekspansi terjadi selama 27 bulan berturut-turutm yang juga menunjukkan bahwa kebijakan pengembangan industri sudah pada jalur yang benar dan kepercayaan diri dari para pelaku industri masih tinggi atau optimistis.

“Kabar baik dari sektor industri ini, juga turut andil karena adanya pembangunan industri smelter seiring dengan program hilirisasi yang diharapkan dapat memberikan penyediaan bahan baku yang beragam serta dalam jumlah yang cukup. Sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan sektor industri lainnya,” paparnya. 

Untuk itu, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan dan inisiatif untuk menarik investasi dalam upaya mengakselerasi pendirian industri baru dan perluasan industri yang sudah ada. 

“Contohnya, jumlah perusahaan industri logam dasar terus menunjukkan peningkatan,” imbuhnya.

Salah satu di antaranya adalah pertumbuhan industri smelter yang ada di Maluku Utara, Sulawesi tengah, Sulawesi Tenggara, dan beberapa lokasi lainnya, termasuk di Kepulauan Bangka Belitung baru kehadiran smelter titanium. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper