Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terus Memanas, Jelang OPEC+ dan Melemahnya Dolar AS

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 menguat 0,25% atau 0,19 poin menjadi US$76,60 per barel pada pukul 14.03 WIB.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Minyak telah mempertahankan kenaikan terbesarnya dalam seminggu lantaran para pedagang yang menanti pertemuan OPEC+ dan mempertimbangkan bank sentral Amerika Serikat (AS) selesai menaikkan suku bunga. 

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (29/11/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 menguat 0,25% atau 0,19 poin menjadi US$76,60 per barel pada pukul 14.03 WIB. 

Sementara itu, harga minyak patokan Brent kontrak Januari 2024 menguat 0,09% atau 0,07 poin ke US$81,75 per barel pada pukul 14.04 WIB.

Harga minyak mentah WTI telah berada di bawah US$77 per barel. Sedangkan untuk Brent, diperdagangkan di bawah US$82 per barel setelah naik lebih dari 2% pada Selasa (28/11).

OPEC+ dijadwalkan akan bertemu secara daring pada Kamis (30/11) untuk menetapkan kebijakan pada 2024, namun belum menyelesaikan perselisihan mengenai kuota produksi untuk beberapa anggota Afrika. 

Kenaikan harga minyak mentah sendiri didukung oleh melemahnya dolar, merosot ke level terendah sejak Agustus 2023. Melemahnya mata uang dolar juga membuat komoditas ini lebih menarik bagi pembeli luar negeri. 

Adapun, komentar dari para pengambil kebijakan Federal Reserve termasuk Gubernur Christopher Waller menyarankan bank sentral akan menghentikan kenaikan suku bunganya. 

Ahli strategi pasar IG Asia Pte di Singapura, Yeap Jun Rong, juga menuturkan bahwa dolar AS terseret lebih rendah karena meningkatnya ekspektasi dovish, yang sangat didukung oleh harga minyak. 

“Semua perhatian akan tertuju pada apakah blok tersebut akan mampu berbuat lebih banyak untuk mendukung harga,” terangnya.

Harga minyak tetap mengalami penurunan bulanan berturut-turut akibat peningkatan pasokan dari negara-negara di luar Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), meningkatkan tekanan pada kartel dan sekutunya untuk memberlakukan pemotongan produksi yang lebih dalam. 

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada awal bulan ini bahwa pasar minyak mentah global bergerak menuju surplus tahun depan.

Sementara itu, di AS, American Petroleum Institute yang didanai industri melaporkan stok minyak mentah turun 817.000 barel minggu lalu. Stok di Cushing juga menurun. 

Jika dikonfirmasi oleh data pemerintah pada Rabu malam waktu setempat (29/11), maka akan menjadi penurunan pertama dalam enam minggu baik secara nasional maupun di pusat penyimpanan minyak utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper