Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selaras dengan RUPTL, PLN Sepakat Poin Revisi RUKN

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut, untuk pertama kalinya dalam sejarah rencana penyediaan tenaga listrik dalam RUKN dan RUPTL akan selaras.
Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap tertutup kabut di Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sindereng Rappang, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap tertutup kabut di Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sindereng Rappang, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 bakal selaras dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional atau RUKN.

Darmawan berharap kebijakan jangka panjang kelistrikan nasional itu dapat meningkatkan investasi setrum di dalam negeri mendatang. 

“PLN telah bekerja untuk mengejar finalisasi dari RUPTL baru, dan ini pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, RUKN dan RUPTL akan selaras. Ini luar biasa,” kata Darmawan saat membuka Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 di ICE BSD City, Selasa (14/11/2023). 

Darmawan menuturkan, perseroannya bersama dengan Kementerian ESDM telah sepakat untuk setiap revisi yang tertuang di dalam RUKN dan RUPTL saat ini. 

“Kementerian bersama dengan PLN setuju dalam setiap poin pembahasannya dan siap untuk menandatangani RUKN yang baru untuk diterjemahkan ke dalam operasional yang efektif,” kata dia. 

Berdasarkan kajian penyusunan rancangan RKUN itu, permintaan kelistrikan dari 2024 sampai dengan 2060 diestimasikan tumbuh dengan rata-rata minimal 3,6% pada skenario rendah hingga 4,2% pada skenario tinggi, dengan asumsi pertumbuhan moderat di level 3,9%. 

Adapun, konsumsi listrik per kapita pada 2060 diproyeksikan mencapai sekitar 4.000 kilowatt jam atau kilowatt hour (kWh) pada skenario rendah, sekitar 5.000 kWh untuk skenario tinggi, dan 4.5000 kWh pada perencanaan moderat.  

Seperti diberitakan sebelumnya, PLN berencana menambah porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dalam revisi RUPTL 2021-2030 hingga mencapai 62 gigawatt (GW).  

Porsi itu mengambil 75% dari total penambahan pembangkit listrik baru yang dirancang dalam revisi RUPTL. Adapun, rancangan usaha penyediaan listrik anyar itu bakal berlaku hingga 2040. 

Rencananya, target ambius penyediaan sumber setrum bersih itu dominan berasal dari pembangkit pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan porsi mencapai 34 GW.  

Sisanya, sekitar 28 GW bakal dipenuhi lewat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).  

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, RUKN kali ini bakal selaras dengan revisi RUPTL 2021-2030 yang tengah diselesaikan PLN.

“Kita sudah hampir finish ini RKUN mudah-mudahan waktu dekat akan kita tetapkan,” kata Jisman saat membuka Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 di ICE BSD City, Selasa (14/11/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper