Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segera Terbit, ESDM Pastikan RUKN & RUPTL PLN Selaras dan 'Waras'

Kementerian ESDM memastikan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) selaras dengan penyusunan revisi RUPTL PLN 2021-2030.
Pembangkit listrik tenaga bayu./Istimewa
Pembangkit listrik tenaga bayu./Istimewa

Bisnis.com, TANGERANG — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, pembahasan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional atau RUKN hampir rampung. 

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, RUKN kali ini bakal selaras dengan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang tengah diselesaikan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. 

“Kita sudah hampir finish ini RKUN mudah-mudahan waktu dekat akan kita tetapkan,” kata Jisman saat membuka Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 di ICE BSD City, Selasa (14/11/2023). 

Jisman menilai positif penyusunan RUPTL PLN yang belakangan selaras dengan strategi jangka panjang ketenagalistrikan nasional tersebut. 

“Sudah ada pembahasan dengan RUPTL, ternyata in line bahkan ada istilah selaras dan waras,” kata dia. 

Berdasarkan kajian penyusunan rancangan RKUN itu, permintaan kelistrikan dari 2024 sampai dengan 2060 diestimasikan tumbuh dengan rata-rata minimal 3,6% pada skenario rendah hingga 4,2% pada skenario tinggi, dengan asumsi pertumbuhan moderat di level 3,9%.

Adapun, konsumsi listrik per kapita pada 2060 diproyeksikan mencapai sekitar 4.000 kilowatt jam atau kilowatt hour (kWh) pada skenario rendah, sekitar 5.000 kWh untuk skenario tinggi, dan 4.5000 kWh pada perencanaan moderat. 

“Dalam RKUN tersebut ada PLTS [pembangkit listrik tenaga surya] yang akan dikembangkan secara masif pada 2030, diikuti dengan pengembangan [pembangkit listrik] bayu pada 2037,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, PLN berencana menambah porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dalam revisi RUPTL 2021-2030 hingga mencapai 62 gigawatt (GW). 

Porsi itu mengambil 75% dari total penambahan pembangkit listrik baru yang dirancang dalam revisi RUPTL. Adapun, rancangan usaha penyediaan listrik anyar itu bakal berlaku hingga 2040. 

“Kita sudah punya rencana yang cukup ambisius ya 20,9 GW [RUPTL saat ini] akan ditingkatkan lagi menjadi totalnya 62 GW,” kata EVP of Energy Transition and Sustainability PLN Kamia Handayani kepada Bisnis, Rabu (27/9/2023). 

Rencananya, target ambius penyediaan sumber setrum bersih itu dominan berasal dari pembangkit pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan porsi mencapai 34 GW. 

Sisanya, sekitar 28 GW bakal dipenuhi lewat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).  

“Banyaknya baseload karena kita kan membutuhkan baseload ya,” kata dia.  

Kendati demikian, Kamia menuturkan, perseroan belum benar-benar selesai membahas revisi RUPTL 2021-2030 tersebut. Dia belum dapat mengonfirmasi ihwal finalisasi RUPTL tersebut.  

“Kapan akan disahkan itu harus ditunggu dulu ya, tapi grand design-nya sudah disiapkan,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper