Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Berharap Tahun Politik 2024 Tak Membebani Industri Manufaktur

Apindo berharap proses pemilu hingga transisi pemerintahan pada 2024 mendatang tak membebani industri manufaktur.
Seorang karyawan bekerja di lini produksi serat karbon di dalam sebuah pabrik di Lianyungang, provinsi Jiangsu, China, 27 Oktober 2018./REUTERS
Seorang karyawan bekerja di lini produksi serat karbon di dalam sebuah pabrik di Lianyungang, provinsi Jiangsu, China, 27 Oktober 2018./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap proses pemilu hingga transisi pemerintahan pada 2024 mendatang dapat berjalan lancar, dan tak membebani industri manufaktur.  

Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani mengatakan masa transisi kepemimpinan yang tertib dan suportif dapat mendukung stabilitias pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi RI 5,2% (year-on-year/yoy). 

"Kami khususnya berharap dinamika masa transisi ini tidak menambah beban terhadap penciptaan efisiensi dan produktifitas usaha," kata Shinta kepada Bisnis, dikutip Minggu (12/11/2023) 

Pasalnya, Shinta menilai sepanjang tahun 2023 ini pelaku usaha di sektor manufaktur menghadapi berbagai tekanan ekonomi global, termasuk pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang dapat berefek samping pada pertumbuhan kinerja manufaktur. 

Di sisi lain, dia berharap siapapun presiden yang terpilih dapat membenahi beragam isu terkait dengan inefisiensi iklim usaha di sektor manufaktur. 

"Khususnya ICOR [Incremental Capital Output Ratio] manufaktur yang semakin meningkat dan tidak efisien maupun kompetitif dibandingkan dengan negara-negara kompetitor," ujarnya. 

Adapun, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat rata-rata ICOR Indonesia dari 2021-2022 sebesar 7,6% atau lebih tinggi dari negara-negara tetangga seperti Malaysia 4,5% ataupun Filipina 3,7%. 

Shinta menuturkan, kondisi tersebut memerlukan reformasi struktural yang lebih menyeluruh dan menyentuh sektor vital untuk usaha seperti energi, logistik ketenagakerjaan, pendalaman finansial, dan lainnya.

"Lebih cepat dan jauh lebih signifikan outputnya dibandingkan reformasi-reformasi struktural yang dilakukan Presiden Jokowi," terangnya. 

Dengan demikian, Apindo meminta pemerintahan selanjutnya tidak hanya menciptakan kontinuitas reformasi struktural, namun juga dapat menciptakan output perubahan yang lebih signifikan dari sebelumnya. 

"Sehingga produktifitas usaha bisa meningkat untuk mencapai pertumbuhan 6-7% per tahun seperti yang dibutuhkan untuk mencapai milestones Indonesia Emas 2045," pungkasnya. 

Untuk diketahui, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan industri pengolahan pada kuartal III/2023 mencapai 5,20% (year-on-year/yoy) atau lebih tinggi dari kuartal II/2023 sebesar 4,88% dan kuartal I/2023 yakni 4,43%. 

Adapun, kinerja industri manufaktur didorong oleh pertumbuhan subsektor makanan dan minuman yang tumbuh 5,33% pada kuartal pertama tahun ini. Namun, industri mamin mengalami perlambatan setelah lebaran dengan pertumbuhan melemah sebesar 4,62% pada kuartal kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper