Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek KPBU Summarecon di IKN Tak Kunjung Dimulai, Terancam Batal?

Kementerian PUPR menjelaskan alasan proyek rusun yang bakal dibangun PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) di IKN tak kunjung berjalan.
Proyek rumah susun atau rusun pekerja di IKN Nusantara / Dok. Kementerian PUPR.
Proyek rumah susun atau rusun pekerja di IKN Nusantara / Dok. Kementerian PUPR.

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) menggarap proyek rumah susun (rusun) di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih menghadapi sejumlah hambatan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, menjelaskan bahwa rencana pembangunan proyek tersebut masih terganjal finalisasi biaya.

"SMRA itu harganya masih besar ya, terlalu jauh harga konstruksinya ini lagi dibahas," kata Herry saat ditemui di Jakarta dikutip Kamis (9/11/2023).

Diketahui sebelumnya, SMRA dikabarkan akan membangun 6 tower rusun ASN mencapai 252 unit dengan nilai investasi mencapai Rp1,67 triliun.

Proyek rusun ASN tersebut akan dibangun melalui skema investasi kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU) yang ditargetkan akan rampung pada akhir 2024.

Sejalan dengan minimnya waktu yang dimiliki, Herry menambahkan pihaknya memang tengah mendorong percepatan pembangunan rusun ASN garapan Summarecon di IKN untuk segera menemukan titik terang. 

"Ini kan harus segera diputus, tapi masih ada hal yang belum selesai. Kan urutannya prakarsa, persetujuan dulu, nanti setelah itu baru lelang. Ini belum persetujuan prakarsa," jelasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Bambang Susantono, mengaku pihaknya belum mendapatkan informasi secara pasti mengenai hal tersebut.

Hanya saja, dia mengatakan hingga saat ini OIKN memang mencatat minat investasi pada sektor hunian khususnya rumah susun masih mendominasi di IKN.

"Mungkin ya pasarnya [terlalu ramai], saya harus cek lagi karena cukup banyak yang masukin letter of intent di rusun. Tentu mereka  juga lihat kan, rusunnya gimana nih yang lain? seperti apa, dan mereka bisa tidak memenuhi target di 2024 selesai? itu terutama ya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper