Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Hasil Stress Test Sri Mulyani, BI, OJK, LPS (KSSK) soal Ekonomi RI

Berikut hasil stress test yang dilakukan KSSK, yaitu Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua OJK Mahendra Siregar, dan Ketua LPS Purbaya Yudhi.
(Dari kiri) Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa berfoto sebelum konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK, Selasa (3/11/2023) di Gedung Bank Indonesia (BI). JIBI/Maria Elena
(Dari kiri) Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa berfoto sebelum konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK, Selasa (3/11/2023) di Gedung Bank Indonesia (BI). JIBI/Maria Elena

Bisnis.com, JAKARTA – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) setelah melakukan stress test terkait dengan dampak dari meningkat tingginya gejolak global terhadap sistem keuangan di dalam negeri.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pada pertemuan KSSK, telah dilakukan stress test dalam sejumlah skenario yang mungkin terjadi. 

Beberapa risiko yang diwaspadai diantaranya perlambatan ekonomi global, divergensi pertumbuhan yang melemah, kenaikan Fed Funds Rate (FFR) dan yield obligasi negara maju dan berkembang, tensi geopolitik, hingga dampaknya pada kenaikan harga energi dan pangan, termasuk risiko dari fenomena El Nino.

Perry mengatakan bahwa stress test KSSK menyimpulkan bahwa sektor keuangan Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang cukup kuat.

“Secara keseluruhan, stress test menunjukkan bahwa sektor keuangan Indonesia menunjukkan ketahanan yang cukup kuat dalam menghadapi berbagai tekanan, tentu dengan buffer terhadap risiko yang memadai,” katanya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (3/11/2023).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Perry merincikan ketahanan sektor keuangan tersebut tercermin dari, pertama, permodalan perbankan yang tetap kuat, ditunjukkan dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang scr industri berada di atas 25%.

Kedua, pasokan likuiditas di perbankan yang lebih dari cukup, dengan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) pada level 26%.

Ketiga, rasio kredit bermasalah di perbankan yang cenderung rendah, serta cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang relatif cukup.

“Kesimpulannya, sektor keuangan Indonesia memiliki ketahanan yang kuat dengan bantalan permodalan yang solid, likuiditas yang lebih dari cukup, maupun CKPN yang besar dan rasio NPL yang rendah,” jelas Perry.

Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ini didukung perekonomian domestik yang berdaya tahan dan merupakan hasil sinergi KSSK yg akan terus diperkuat.

Sri Mulyani mengatakan dirinya bersama Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua DK OJK Mahendra Siregar, dan Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa telah menyelenggarakan rapat berkala KSSK pada Senin (30/10/2023).

"KSSK berkomitmeen meelanjutkan penguatan koord dan sinergi serta meningkatkan keewaspadaan terhadap perkembangan dari risiko global ke depan termasuk rambatan pada perekonomian dan sektor keuangan domestik," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jumat (3/11/2023). 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Dia menyampaikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan hingga kuartal II/2023 tetap terjaga dengan kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang solid didukung tingkat permodalan serta likuiditas yang memadai. 

"Bahwa sektor pebankan menunjukkan resiliensi dengan permodalan permodalan tinggi dan kinerja intermediasi yang positif permodalan perbankan solid, dan fungsi intermediasi bejalan baik dalam menopang perekonomian, baik dari pembiayaan dan penghimpunan dana," katanya dalam Konferensi Pers KSSK, Jumat (3/11/2023). 

Tercatat, di tengah tingkat suku bunga AS yang tinggi dan keyakinan akan berlangsung lebih lama dari prakiraan semula (higher for longer), industri perbankan Indonesia tetap solid dan resilien dengan ditopang tingkat permodalan (Capital Adequacy Ratio/ CAR) yang tinggi sebesar 27,41 persen atau jauh di atas rata-rata CAR negara lain yang berada di bawah 20%. 

Kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat 8,96%  yoy dari Agustus 2023 sebesar 9,06% yoy menjadi Rp6.837,30 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 11,19% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper