Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Waspadai Kemungkinan Harga Minyak Mentah Meroket ke US$150 per Barel

Presiden Jokowi meminta semua pihak untuk mewaspadai kemungkinan lonjakan harga minyak mentah dunia seiring ekskalasi perang Hamas vs Israel.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan pada Selasa (5/9/2023). Dok Setpres RI.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan pada Selasa (5/9/2023). Dok Setpres RI.

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi menuturkan, tengah mengamati pergerakan harga minyak mentah dunia di tengah eskalasi perang Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina.

Jokowi mengatakan, harga minyak mentah brent kemungkinan bisa melesat ke level tertinggi US$150 per barel apabila perang itu melibatkan beberapa negara Timur Tengah lainnya, seperti Lebanon, Suriah, hingga Iran. 

“Kalau melebar ke Lebanon, Suriah, melebar misalnya ke Iran akan semakin merumitkan masalah ekonomi semua negara karena harga minyak pasti naik,” kata Jokowi saat Pembukaan Investor’s Daily Summit 2023 disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/10/2023). 

Belakangan, kata Jokowi, harga minyak mentah Brent masih berada di kisaran US$89 per barel. Kendati demikian, dia mengatakan, pemerintah tengah mengantisipasi potensi perang yang mungkin merembet ke beberapa negara lainnya di kawasan tersebut. 

“Kalau meluas seperti yang saya sampaikan, kita tidak mengerti bisa mencapai US$150 per barel, inilah yang harus kita waspadai, hati-hati semuanya dari sisi moneter maupun fiskal,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, harga minyak dunia telah melemah dengan mengikuti kerugian di pasar saham, ketika Israel menunda invasi daratnya ke Gaza di tengah upaya diplomatik untuk menjamin pembebasan lebih banyak orang yang disandera Hamas.  

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (23/10/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 melemah 1,09% atau 0,96 poin menjadi US$87,12 per barel pada pukul 13.59 WIB.  

Kemudian, harga minyak Brent kontrak Desember 2023 juga melemah 0,89% atau 0,82 poin ke US$91,34 per barel. Harga minyak WTI telah diperdagangkan mendekati US$87 per barel setelah naik dua minggu berturut-turut, dan minyak Brent telah menurun di bawah US$92 per barel. 

Minyak Brent telah menguat sekitar 8% sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Kekhawatiran akan meluasnya konflik tersebut ke negara-negara lain, seperti Lebanon, Iran, dan kemungkinan besar Amerika Serikat juga muncul. Timur Tengah juga memasok sepertiga minyak mentah dunia. 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, PT Pertamina (Persero) masih melakukan lelang dan kemungkinan penjajakan bisnis untuk memperlebar pasar impor di tengah kekhawatiran pasokan saat ini. 

“Sebetulnya Rusia menawarkan lebih murah tapi karena ada konflik Ukraina, kita sudah lah dari pada nanti bermasalah di kemudian hari kita cari tempat lain,” kata Djoko saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Saat ini, kata Djoko, Indonesia mayoritas mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi dan Afrika. Dia mengatakan, potensi perluasan impor minyak mentah masih akan dilakukan di dua kawasan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper