Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe (KLBF) Produksi Obat Ginjal Kronis Perdana di Dunia, Bidik Pasar Ekspor

Bahan baku obat (BBO) anemia dan ginjal kronis keluaran KLBF inipun diklaim 100% berasal dari dalam negeri.
Kantor PT Kalbe Farma Tbk./kalbe.co.id
Kantor PT Kalbe Farma Tbk./kalbe.co.id

Bisnis.com, JAKARTA- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya PT Kalbe-Genexine Biologics (KBGio) memproduksi produk obat baru yang diklaim pertama di dunia. Setelah mengantongi surat izin edar, KLBF berencana mengekspor produk tersebut ke wilayah Asea, Timur Tengah, hingga Eropa. 

Produk baru yang dimaksud yaitu obat anemia Efesa (Efepoetin Alfa) pertama yang diriset dan diproduksi di Indonesia melalui platform fusi hyFc Genexine untuk pasien anemia dengan penyakit ginjal kronis. 

Direktur Kalbe Farma sekaligus Presiden Direktur KGBio Sie Djohan mengatakan produk obat baru ini merupakan produk pertama dari KBGio yang merupakan joint venture dengan biofarma Korea Selatan, Genexine Inc. 

"KGBio memiliki hak untuk memasarkan produk baru ini di Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah dan seluruh Afrika dan Eropa," kata Djohan dalam konferensi pers Penyerahan Izin Edar Produk Biologi Baru: Efesa, Senin (23/10/2023). 

Obat anemia Efesa ini telah mendapatkan surat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) dan telah mellaui uji klinik fase 3 di 7 negara, yakni Indonesia, Australia, Taiwan, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Korea Selatan. 

Adapun, Djohan menuturkan bahwa bahan baku obat (BBO) terbarunya ini 100% berasal dari dalam negeri. Kapasitas produksi Efesa terbilang masih sedikit, meski Djohan tak memberikan detail pasti, namun Kalbe berencana untuk menambah kapasitas ke depannya. 

"Kita sedang membangun kapasitas baru, bioreaktor yang baru yang 1.000 liter dan ini kita harapkan di tahun depan sudah beroperasi. Cukup besar nanti kapasitasnya, yang jelas melebihi kebutuhan yang ada di Indonesia," ujarnya. 

Efesa diproduksi dari sel mamalia yakni Chinese Hamster Ovary (CHO) yang dikembangkan dalam bioreaktor. Kemudian, sel tersebut dipisahkan dan dimurnikan untuk kemudian diproduksi menjadi barang jadi. 

Kalbe menargetkan produk Efesa akan segera didistribusikan di pasar farmasi dalam negeri akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024. Terkait harga produk, pihaknya belum menetapkan harga jual, namun di memastikan harga di pasar akan tetap kompetitif. 

Lebih lanjut, Djohan menjelaskan potensi market untuk produk Efesa cukup tinggi mengingat penderita gagal ginjal kronis untuk kasus-kasus dialis di Indonesia mencapai 100.000 orang. 

"Saya rasa cukup besar marketnya. Saat ini kalau kita lihat seperti produk-produk di pasaran seperti Eritropoietin marketnya antara Rp300-350 miliar untuk di Indonesia saja," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper