Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amankan Insentif Harga Gas Khusus, PGN: Angin Segar Bisnis Jargas

PGN mendapat angin segar dengan adanya keputusan pemerintah untuk memberi insentif harga gas dari hulu untuk program jaringan gas (jargas) rumah tangga.
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN menargetkan dapat membangun tambahan sekitar 280.000 jaringan gas rumah tangga atau jargas hingga akhir 2024. Sampai dengan paruh pertama 2023, PGN telah membangun sebanyak 241.000 jargas. 

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, target itu dapat bertambah seiring dengan keputusan pemerintah untuk memberi insentif harga gas dari hulu untuk program ini di level US$4,72 per MMbtu. 

“Tentunya dengan hasil ratas kemarin, akan memberikan booster bagi PGN untuk lebih meningkatkan target sambungan jargas dalam memenuhi revisi target bersama-sama,” kata Rachmat saat dihubungi, Jumat (13/10/2023). 

Saat ini, kata Rachmat, perseroan masih berkoordinasi intensif dengan pemerintah untuk membahas strategi dan upaya pencapaian target yang baru di angka 2,5 juta sambungan. 

Di sisi lain, dia menilai positif keputusan pemerintah yang mematok harga gas untuk jargas sebesar US$4,72 per MMbtu tersebut. Menurut dia, insentif itu akan ikut mendorong keekenomian dari proyek sambungan jaringan gas bagi pelanggan nantinya. 

“Hal ini tentunya akan memberikan angin segar untuk keekonomian bisnis jargas ke depan,” kata dia. 

Pemerintah belakangan memutuskan untuk memangkas target pembangunan jargas dari semula dipatok 4 juta sambungan menjadi 2,5 juta sambungan rumah hingga akhir 2024. 

Keputusan itu diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/10/2023). Ratas itu turut dihadiri jajaran menteri koordinator dan teknis terkait. 

“Dari Kementerian ESDM juga nanti kita harapkan nanti ada anggaran dari APBN dari penerimaan negara bukan pajak [PNBP] kita harapkan bisa dipakai untuk bangun jargas ramai-ramai,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarat, Jumat (13/10/2023). 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan, revisi tersebut dilakukan lantaran realisasi pembangunan jaringan gas yang masih minim hingga saat ini.  

Airlangga memerinci realisasi sambungan gas ke rumah baru mencapai 835.000 rumah dengan perincian 241.000 berasal dari PT PGN Tbk. dan 549.000 berasal dari pemerintah.  

"Kan targetnya semula 4 juta rumah cuma dengan capaian sekitar 800.000, ini target 4 juta pada 2024 sulit tercapai. Jadi dari 835.000 sambungan sekarang diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 2,5 juta pada 2024," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/10/2023). 

Dalam perubahan beleid itu juga akan dijamin harga jual gas di hulu supaya meningkatkan minat swasta. Airlangga mengatakan, kepastian harga US$4,72 per MMbtu itu diharapkan dapat mengundang minat investor saat ini.  

“Permintaan dari Menteri ESDM angka US$4,72 per MMbtu itu ada di header-header daripada distribusi untuk daripada pipa jargas sehingga KPBU bisa kerja dari sana,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper