Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usia Produktif dan PMA Kuat, HSBC Proyeksi Ekonomi RI 2028 Tumbuh 5,8 Persen

Pasar RI menawarkan peluang pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan dapat meningkat menjadi 5,8 persen pada 2028.
Kantor pusat HSBC./hsbc.com
Kantor pusat HSBC./hsbc.com

Bisnis.com, JAKARTA - HSBC Group memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,8 persen pada 2028 terdorong oleh penanaman modal asing (PMA) yang kuat dan kondisi populasi produktif.

Kepala Ekonom Asia dan Co-head Global Research Asia HSBC Global Research Frederic Neumann mengatakan pasar domestik Indonesia merupakan yang terbesar di Asean. Pasar RI ini menawarkan peluang pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan dapat meningkat menjadi 5,8 persen pada 2028.

Kondisi ini menurutnya akan terjadi karena Indonesia ditopang oleh sejumlah landasan, di antaranya PMA yang berkelanjutan. "Supply chain mengarah ke Asean, sementara Indonesia menjadi pemain yang besar di Asean," katanya dalam HSBC Summit 2023 pada Rabu (11/10/2023).

Adapun, saat muncul tantangan seperti penurunan surplus perdagangan, realisasi investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) terus meningkat terutama di sektor logam dan peralatan.

Apalagi terdapat dukungan pemerintah dan iklim regulasi secara signifikan. Menurutnya, reformasi regulasi telah menyederhanakan aturan dan memangkas birokrasi serta telah berdampak positif pada PMA yang mencapai US$43 miliar pada 2022. PMA ini didominasi oleh sektor pertambangan logam dan pertambangan yang mencapai lebih dari US$16 miliar.

Kondisi lainnya, terjadinya peningkatan daya saing upah yang mendorong investasi China di kawasan Asia Tenggara. Kondisi tersebut menurutnya semakin memperkuat daya tarik Indonesia bagi para investor.

Selain itu, Indonesia punya keunggulan yang signifikan dalam jumlah penduduk usia kerja yang besar. Keunggulan tenaga kerja Indonesia menarik bagi bisnis yang ingin melakukan ekspansi.

Lalu, jumlah populasi dewasa di Indonesia dengan kekayaan lebih dari US$250.000 atau kurang lebih Rp3,9 miliar kian tinggi. Ini menunjukkan adanya pertumbuhan kelas menengah dan menjadi indikasi Indonesia punya basis konsumen yang menguntungkan bagi usaha domestik serta internasional.

Meski begitu, sebelumnya Managing Director dan Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya mengatakan ada sejumlah tantangan seiring dengan laju peluang pertumbuhan yang besar.

“Kompleksitas pasar dalam hal geografis, karakteristik pasar dan konteks budaya dapat menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, penting untuk menemukan mitra yang tepat dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan mendalam mengenai bisnis baik internasional maupun lokal untuk membantu mereka mengatasi tantangan ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper