Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ambruk Dihantam Dolar, Ini Saran Mantan Menkeu Chatib Basri

Mantan Menkeu Chatib Basri memberi saran ke BI dan pemerintah saat rupiah ambruk dihantam dolar AS.
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan bahwa dengan kondisi melemahnya nilai tukar rupiah saat ini merupakan akibat ekspektasi naiknya Fed Funds Rate (FFR), Bank Indonesia (BI) dan pemerintah perlu melakukan intervensi.  

Mantan Menteri Keuangan (2013-2014) tersebut menjelaskan penelitiannya atas apa yang disebut dengan The Impossible Trinitiy. Jika BI ingin memiliki independent monetary policy, maka nilai tukar bergerak mengikuti pasar dan modal bergerak bebas.  

Masalahnya, Chatib melihat BI tidak mungkin sepenuhnya mengadopsi floating exchange rate karena akan mendorong depresiasi rupiah yang terlalu tajam. Artinya dapat membuat exchange rate overshoot, mengingat ada trauma krisis 1998 silam. 

Di sisi lain, BI juga tidak bisa mengerek tinggi suku bunga seperti yang dilakukan Federal Reserve (The Fed), karena Indonesia memiliki misi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

“Bila BI ingin menjaga rupiah, maka opsinya adalah menaikkan bunga mengikuti FFR untuk menjaga paritas bunga, atau intervensi di FX market atau kombinasi keduanya. Dugaan saya saat ini yang dilalukan adalah intervensi FX market,” ujarnya dalam unggahan resmi Instagram @chatibbasri, dikutip Minggu (8/10/2023). 

Chatib melihat bahwa Intervensi di FX market atau pasar valas yang BI lakukan dengan menambah suplai dolar dan menyerap rupiah. Akibatnya, likuditas rupiah menjadi lebih ketat. Pada saat yang sama, fiscal surplus yang terjadi, juga membuat likuditas semakin ketat. 

Untuk itu, Chatib melihat adanya potensi perlambatan ekonomi di kuartal IV/2023 mendatang. 

“Bila pelemahan rupiah terus berlangsung maka BI mungkin akan menjalankan kembali policy mix: intervensi di FX market untuk menjaga volatilitas [not pegging the level], menaikkan bunga, menerapkan macro prudential,”  

Selain itu, Chatib melihat penting untuk mengakselerasi belanja pemerintah. Pasalnya. Belanja pemerintah pusat hingga bulan kedelapan 2023 baru Rp1.170 triliun atau 52,1 persen dari pagu. 

Bukan hanya persoalan belanja, fenomena El Nino menjadi serius untuk Indonesia, yang mendorong kenaikan harga beras yang perlu diantisipasi. Kenaikan harga beras punya dampak yang signifikan utk kelompok miskin dan rentan.

Jika harga beras terus naik, dan supply dunia terbatas, maka subsidi untuk kelompok rentan perlu diberikan.

“Perluas coverage BLT, PKH dan perlindungan sosial. Prioritas fiskal menjadi sangat penting. Belanja pemerintah perlu diarahkan untuk membantu kelompok menegah bawah dan rentan,” tutupnya. 

Dari sisi belanja perlindungan sosial, pemerintah mencatat telah menyalur anggaran sejumlah Rp649,7 triliun atau 55,5 persen dari realisasi belanja pemerintah pusat. 

Rupiah ditutup menguat akhir pekan ke level Rp15.612 pada perdagangan hari ini, Jumat, (6/10/2023), jelang rilis data nonfarm payrolls (NFP AS). Sejalan dengan penguatan rupiah, sederet mata uang Asia lainnya juga terpantau menguat terhadap dolar AS. 

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Jumat, (6/10/2023) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,04 persen atau 5,5 poin ke level Rp15.612 per dolar AS, setelah ditutup naik pada perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,09 persen ke posisi 106,42 pada sore ini.    

Sejumlah mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS yaitu dolar Taiwan menguat 0,45 persen, won Korea menguat 0,02 persen, peso Filipina menguat 0,08 persen, rupee India menguat 0,03 persen, yuan China menguat 0,19 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,25 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper