Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-Blakan Luhut soal Nasib Investasi Xinyi di Pulau Rempang

Menko Marves Luhut Pandjaitan, angkat bicara terkait nasib investasi perusahaan asal China, Xinyi di Pulau Rempang.
Pulau Rempang
Pulau Rempang

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, angkat bicara terkait kelanjutan investasi perusahaan asal China, Xinyi di Pulau Rempang.

Luhut mengatakan bahwa Xinyi Group tetap berkomitmen melanjutkan investasi di Pulau Rempang meski sempat ada konflik. Dia menuturkan bahwa sampai saat ini pemerintah dan Xinyi masih berkomunikasi baik terkait investasi.

“Saya kira komitmennya bagus, ya kan kita punya tugas masing-masing mereka siapkan investasinya teknologinya, kita siapin lahan dan infrastrukturnya,” kata Luhut di Ballroom Hotel Kempinski, Selasa (26/9/2023).

Terkait relokasi warga, Luhut mengatakan bahwa pemerintah tidak terburu-buru dalam menyelesaikan masalah di Rempang.

Diketahui bahwa pemerintah batal merelokasi warga Pulau Rempang ke Pulau Galang. Warga lokal yang terkena dampak dari rencana investasi produsen kaca asal China, Xinyi Group, hanya akan digeser ke daerah lain yang masih dalam satu kawasan di Pulau Rempang.

Luhut mengatakan nantinya jika permasalahan Rempang tidak dapat selesai pada akhir tahun ini, pemerintah mengharapkan masalah ini dapat selesai pada awal 2024.

“Ya kita nggak usah buru-buru ya kalo nggak bisa selesai tahun ini ya mungkin Januari atau Februari,” ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan bahwa pemerintah saat ini terus menjalani arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar semua berjalan tanpa ada pihak yang dirugikan.

Luhut pun menegaskan bahwa permasalahan relokasi warga di pulau Rempang akan diselesaikan dengan menguntungkan kedua belah pihak.

“Makanya kita berikan opsi kepada rakyat dengan baik. Mereka kan juga tidak semua yang miliki sertifikat tanah disana seperti Mandalika, pokoknya tidak ada ganti rugi tapi ganti untung,” jelas Luhut.

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan merelokasi warga Pulau Rempang ke Pulau Galang. 

Bahlil menuturkan, warga lokal yang terkena dampak dari rencana investasi produsen kaca asal China, Xinyi Group, hanya akan digeser ke daerah lain yang masih dalam satu kawasan Pulau Rempang.

“Itu bukan relokasi karena kalau dari Rempang ke Pulau Galang itu kan relokasi beda pulau, tapi kalau dari Rempang ke Rempang itu bukan rekolasi, itu pergeseran,” kata Bahlil saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9/2023). 

Bahlil mengklaim masyarakat yang terkena dampak rencana revitalisasi Pulau Rempang seluas 17.000 hektare itu sudah menyetujui proposal yang disampaikan pemerintah ihwal pergeseran tempat tinggal saat ini.

Revitalisasi Pulau Rempang itu akan diarahkan untuk menjadi kawasan yang mencakup sektor industri, perdagangan, hunian, dan pariwisata yang terintegrasi. 

Dari 17.000 hektare tersebut, hanya 7.000 hektare yang akan dikelola, sedangkan 10.000 hektare lainnya merupakan kawasan hutan lindung. Untuk tahap pertama, pembangunan kawasan industri akan dilakukan pada luas lahan sekitar 2.000-2.500 hektare. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper