Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Bos JPMorgan akan Suku Bunga Acuan The Fed

JPMorgan memperkirakan ekonomi dunia akan terguncang jika akhirnya bank sentral Amerika Serikat, The Fed terus mendorong suku bunga ke level tinggi.
Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner
Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA - CEO JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon mengatakan bahwa dunia mungkin belum siap menghadapi skenario terburuk dari suku bunga acuan Federal Reserve atau The Fed. Dia memperkirakan risiko suku bunga terburuk dapat mencapai 7 persen, bersamaan dengan stagflasi. 

Dimon mengutarakan pendapat tersebut di tengah pandangan konsensus bahwa The Fed mendekati akhir siklus pengetatan di rentang 5,25-,5,50 persen, level tertinggi dalam 22 tahun. Namun, para pengambil kebijakan AS memberi isyarat bahwa suku bunga perlu tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.

“Jika volumenya lebih rendah dan tarifnya lebih tinggi, maka akan ada tekanan dalam sistem,” jelas Dimon, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (26/9/2023). 

Dimon berpendapat bahwa suku bunga mungkin perlu dinaikkan lebih lanjut untuk melawan inflasi, menambahkan bahwa perbedaan antara 5 dan 7 persen akan lebih merugikan perekonomian dibandingkan kenaikan dari 3 menjadi 5 persen.  

Jika suku bunga utama naik menjadi 7 persen, maka hal ini akan berdampak serius bagi bisnis dan konsumen Amerika. Para ekonom memproyeksi kemungkinan resesi AS dalam 12 bulan ke depan mencapai 60 persen. 

Kemudian, jika suku bunga sebesar 7 persen maka akan meredam optimisme para pejabat The Fed mengenai kemampuan mereka untuk melakukan soft landing dalam perekonomian, karena saat ini data menunjukkan tingkat pengangguran yang masih sangat rendah sebesar 3,8 persen dan tanda-tanda pelonggaran harga. 

“[Bunga The Fed] naik dari nol menjadi 2 persen hampir tidak ada peningkatan. Perubahan dari nol menjadi 5 persen membuat beberapa orang lengah, namun tidak ada seorang pun yang mengambil 5 persen dari kemungkinan tersebut,” jelas Dimon, dan mengatakan bahwa ia ragu apakah dunia siap menghadapi 7 persen. 

Sebelumnya, The Fed mempertahankan kisaran target suku bunganya pada awal bulan September 2023. Salah satu pembuat kebijakan melihat tingkat suku bunga mencapai puncaknya di atas 6 persen. 

Kemudian, ketua The Fed Jerome Powell juga mengatakan bahwa keputusan suku bunga di masa depan bergantung pada data yang masuk. Dalam beberapa bulan terakhir sendiri menunjukan tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja dan inflasi sedang melambat. 

Inflasi AS sendiri juga masih jauh di atas target The Fed sebesar 2 persen. Harga-harga juga meningkat pada Agustus 2023 karena didorong tingginya biaya energi. Harga yang tidak termasuk pangan dan energi juga meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper