Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Bakal Tambah Partner di Blok Masela, Ini Kata SKK Migas

SKK Migas masih menunggu laporan dari inpex terkait partner baru Pertamina di Blok Masela.
ilustrasi Blok Masela - JIBI/BISNIS
ilustrasi Blok Masela - JIBI/BISNIS

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih menunggu laporan dari inpex terkait partner Pertamina di Blok Abadi Masela.

Diketahui Pertamina ingin mengajak mitra anyar pada proyek ladang gas abadi itu didorong karena tingkat kesulitan serta kerumitan teknis pengangkutan gas dari lapangan lepas pantai, Kepulauan Tanimbar, Maluku tersebut.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan bahwa saat ini belum ada laporan dari Inpex terkait dengan partner baru di Blok Masela.

“Ya kita tunggu lah nanti reportnya dari inpex,” kata Tjip sapaan akrabnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin (4/9/2023).

Tjip menjelaskan bahwa laporan dari Inpex nantinya akan mengetahui terkait apakah ada nama atau kandidat baru yang akan masuk ke Blok Masela.

Seperti diketahui, Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Produksinya diestimasikan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun MTPA dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (bcpd).

Proyek yang diperkirakan menelan biaya investasi hingga US$19,8 miliar itu menjadi aset pengelolaan gas terbesar kedua dari Inpex, setelah Ichthys LNG Project di Australia.

Proyek Blok Abadi Masela itu bakal menutupi lebih dari 10 persen kebutuhan impor LNG tahunan Jepang nantinya. Di sisi lain, proyek itu juga diharapkan dapat menjaga ketahanan pasokan energi di Indonesia, Jepang, dan beberapa negara Asia lainnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menuturkan, kemungkinan untuk mengajak mitra anyar pada proyek ladang gas abadi itu didorong karena tingkat kesulitan serta kerumitan teknis pengangkutan gas dari lapangan lepas pantai, Kepulauan Tanimbar, Maluku tersebut.

“Tentu tidak menutup kemungkinan adanya pihak lain untuk masuk yang tentu akan melengkapi kompetensi dari blok ini dalam esekusinya, ini memang cukup dari sisi teknis kan complicated, ya sehingga kita harus pastikan semua berjalan baik,” kata Nicke saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di DPR, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Selepas divestasi hak partisipasi Shell di Blok Masela rampung bulan lalu, komposisi kepemilikan saham pada proyek strategis nasional itu beralih pada Pertamina dengan 20 persen hak partisipasi, 15 persen dipegang Petroliam Nasional Berhad atau Petronas. Saham mayoritas 65 persen dipegang Inpex sekaligus bertindak sebagai operator. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper