Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-blakan Bos BI, Bunga The Fed Berpotensi Naik jadi 6 Persen!

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan suku bunga The Fed berpotensi naik ke level 6 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-25 Agustus 2023./ Dok Youtube Bank Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-25 Agustus 2023./ Dok Youtube Bank Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan suku bunga The Fed Amerika Serikat (AS), Fed Fund Rate (FFR), masih berpotensi meningkat ke level 6 persen.

Fed Fund Rate kemungkinan tahun ini naik kembali menjadi 5,75 persen, bahkan ada probabilitas menjadi 6 persen,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (31/8/2023).

Menurut Perry, suku bunga the Fed akan bertahan pada level 6 persen hingga 2024. Kondisi tersebut kerap disebut dengan istilah higher for longer.

“Untuk sepanjang 2024 nanti belum akan turun secara cepat, bahkan kemungkinan baru akan turun sedikit di semester II tahun depan,” jelasnya.

Perry mengatakan tingginya tingkat suku bunga the Fed tersebut akan berpengaruh pada tingkat imbal hasil SBN di Amerika Serikat (AS), juga SBN di dalam negeri.

Selain itu, kondisi ini juga mempengaruhi penguatan dolar AS, yang kemudian akan memberikan tekanan pada mata uang seluruh negara berkembang, termasuk rupiah.

Namun demikian, Perry mengatakan bahwa BI akan terus melakukan langkah stabilisasi rupiah untuk memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Pertama, melalui intervensi di pasar valas dengan fokus pada transaksi spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF).

Kedua, penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebagai instrumen operasi moneter yang pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki BI sebagai underlying.

Ketiga, instrumen operasi moneter valas devisa hasil ekspor (DHE) sebagai instrumen penempatan DHE oleh eksportir melalui bank kepada BI.

Sebelumnya, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menegaskan bahwa target inflasi adalah 2 persen sehingga terdapat indikasi kenaikan suku bunga acuan.

Hal itu disampaikannya dalam pidatonya di acara Jackson Hole Economic Policy Symposium, Sabtu dini hari (26/8/2023).

Powell menyatakan bahwa The Fed akan mengambil sikap penuh kehati-hatian dalam menentukan kebijakan moneter AS ke depan. Namun demikian, dia menyebutkan bahwa The Fed belum menyimpulkan bahwa suku bunga acuan yang ditetapkan saat ini, sudah cukup untuk memastikan inflasi AS akan mencapai target yang ditentukan sebesar 2 persen.

“Adalah tugas The Fed untuk menurunkan inflasi ke sasaran kami sebesar 2 persen, dan kami akan melakukannya,” kata Powell dalam pidatonya, seperti dilaporkan oleh Reuters, Sabtu (26/8/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper