Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dari Evergrande hingga Country Garden, Krisis Properti China Makin Akut

Krisis sektor properti China yang mencuat sejak gagal bayar China Evergrande Group pada 2021 semakin mengakar dan turut mengancam pertumbuhan ekonomi.
Seorang pria berjalan melewati rambu Dilarang Masuk di dekat kantor pusat China Evergrande Group di Shenzhen, provinsi Guangdong, China 26 September 2021./Reuters
Seorang pria berjalan melewati rambu Dilarang Masuk di dekat kantor pusat China Evergrande Group di Shenzhen, provinsi Guangdong, China 26 September 2021./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Guncangan terhadap sektor properti seakan mengakar di China. Sejak kejatuhan China Evergrande Group dua tahun lalu, sejumlah pengembang properti satu-persatu terancam mengalami gagal bayar.

Melansir Reuters, Jumat (18/8/2023), yang terbaru, pengembang properti swasta terbesar China, Country Garden, juga terancam mengalami gagal bayar. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap kesehatan sektor properti Negeri Panda lantaran Country Garden selama ini dianggap sebagai pengembang yang sehat secara finansial.

Country Garden tercatat memiliki utang sebesar 1,4 triliun yuan (US$191,7 miliar). Jumlah ini hanya sekitar 59 persen dari total utang Evergrande yang mencapai US$330 miliar. Namun, Country Garden memiliki 3.121 proyek di seluruh provinsi di China, jauh lebih besar dibandingkan proyek Evergrande yang mencapai sekitar 800 proyek.

Evergrande sendiri resmi mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat pada Kamis (17/8/2023). Evergrande mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 15 di New York. Langkah ini melindunginya dari para kreditor di AS saat mengupayakan kesepakatan restrukturisasi di negara lain.

"Pengajuan tersebut merupakan prosedur normal untuk restrukturisasi utang luar negeri dan tidak melibatkan (a) petisi kebangkrutan," ungkap Evergrande dalam pengajuannya.

Sejak Evergrande memicu krisis utang sektor properti pada pertengahan 2021, perusahaan pengembang yang menyumbang 40 persen dari penjualan rumah di China telah mengalami gagal bayar. Sebagian besar dari perusahaan tersebut merupakan pengembang properti swasta.

Gagal bayar ini menyebabkan banyak proyek perumahan yang mangkrak tidak selesai dibangun, pemasok yang belum dibayar, dan merugikan kreditor yang bukan hanya lembaga keuangan tetapi juga orang-orang biasa yang membeli produk manajemen kekayaan yang terkait dengan pembiayaan.

Moody’s Investors Service mengungkapkan, meningkatnya gagal bayar pengembang properti telah mengerek rasio kredit macet bank-bank China menjadi 4,4 persen pada akhir tahun lalu dari 1,9 persen pada tahun 2020.

Di sisi lain, gagal bayar Country Garden tidak terlalu mengejutkan pasar seperti halnya Evergrande karena sebagian besar pengembang swasta telah gagal bayar sebelumnya. Namun, kasus ini muncul ketika pasar properti dan ekonomi berada dalam kondisi yang jauh lebih buruk.

Evergrande sudah bangkrut pada saat gagal bayar, tetapi Country Garden saat ini masih memiliki lebih banyak aset dibanding liabilitas. Analis memperingatkan bahwa Country Garden dapat bangkrut jika harus menghapus pencadangan dalam jumlah besar dan mengalami ekuitas negatif jika nilai asetnya turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper