Bisnis.com, JAKARTA - Komisaris Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) Jarot Widyoko buka suara soal dugaan laporan keuangan perseroan yang dipoles.
Jarot Widyoko menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah menanti hasil tiga pemeriksaan yang tengah dijalankan.
"Jadi sekarang sedang turun 3 pemeriksaan dari BPKP, dari ICORE, dan dari yang internasional itu. itu yang saya sangat mendukung sheingga nanti biar ketahuan di mana ini [letak kesalahan lapkeunya]" jelasnya di Kementerian PUPR, Senin (7/8/2023).
Lebih lanjut, Jarot memastikan pihaknya siap untuk di evaluasi. Terlebih, dia menilai bahwa sejauh ini progres dan implementasi kegiatan WIKA dipandang bergerak secara optimal dan progresif.
Namun demikian, Jarot tak memungkiri bahwa memang terdapat arus kas yang tidak stabil dalam laporan keuangan WIKA.
"Kalau saya melihat ini, di sana progres dan kegiatan-kegiatan dan progres selama ini terpanatu bagus. Dalam arti, hanya memang cashflow-nya saja," tambahnya.
Baca Juga
Adapun, saat ditanya lebih lanjut mengenai sejumlah langkah yang akan di ambil ke depan, Jarot mengungkapkan bahwa pihaknya belum dapat memberikan informasi lanjutan.
"Saya akan komentar setelah ada hasil pemeriksaan ini. karena nanti yang akan menilai adalah pemeriksa ini. Sekarang kan kami sedang jadi objek yang diperiksa oleh 3 [badan] ini, itu yang akan menjadi menjawab pertanyaan itu," pungkasnya.
Kendati demikian, Jarot kembali menegaskan bahwa selaku Komisaris Utama, dirinya akan senantiasa bertindak tegas dalam mengawal laju bisnis perusahaan agar berjalan sesuai dengan aturan.
Adapun sebelumnya, sinyal kabar mengenai pemolesan laporan keuangan BUMN Karya yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) pertama kali disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
Sebelumnya Tiko menyebut bahwa salah satu isu tata kelola keuangan Waskita adalah laporan keuanga yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
Dia lantas menduga ada kemungkinan laporan keuangan dari Waskita membutuhkan pernyataan kembali atau restatement karena kondisi yang tidak sesuai dengan fakta.
“Memang pelaporan keuangannya juga tidak sesuai dengan kondisi riil. Artinya dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun padahal cashflow tidak pernah positif sebetulnya,” ujar Tiko dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI, Senin (5/6/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
