Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polemik Akses Kereta Cepat di Karawang, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Ungkap Kondisi Lapangan

Gubernur Jabar Ridwan Kamil angkat bicara soal polemik belum solidnya akses Kereta Cepat Jakarta-Band
Ridwan Kamil (baju coklat ASN) mendampingi Presiden Jokowi (di gate) dalam uji coba LRT Jabodetabek beberapa waktu lalu./Istimewa
Ridwan Kamil (baju coklat ASN) mendampingi Presiden Jokowi (di gate) dalam uji coba LRT Jabodetabek beberapa waktu lalu./Istimewa

Bisnis.com, BANDUNG -- Pemerintah Jawa Barat meminta persoalan akses Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) di Padalarang dan Karawang tidak perlu dirisaukan karena saat ini kontraktor masih bekerja di lapangan. 

"Kan komitmen dari kontraktor sesuai [perencanaan]. Kalau ada pejabat berkomentar, itu bukan [berarti] belum dikerjakan. Kan masih ada rentang deadline-nya. Jangan seolah-olah, dijadikan problem statement," katanya di Gedung Sate, Bandung, Senin (7/8/2023).

Menurutnya semua pihak baiknya menunggu sampai proyek tuntas dan diresmikan. Setiap kekurangan akan dikaji dan perbaiki. "Tunggu saja, nanti review lagi di peresmian. Permasalahannya ada apa tidak?" 

Ridwan mengingatkan kontraktor masih bekerja sesuai perencanaan. "Ini mah lagi ngomongin program proyek yang sedang berproses. Kalau akses belum, berarti sedang dikerjakan. Pada saat inspeksi mungkin belum. Kadang suka diramaikan tanpa melihat konteksnya," ujarnya.

Gubernur Jawa Barat satu periode ini juga memastikan jadwal peresmian KCJB belum bergeser dari tanggal 18 Agustus mendatang. Menurutnya KCJB akan berakhir sementara di Padalarang. Nantinya, Tegalluar akan menjadi perhentian terakhir setelah terbentuk kota baru. 

"Arahan presiden. Padalarang difungsikan dulu. Jadi [nanti] ujungnya di Tegalluar," tuturnya.

Komentari Design Jembatan Lengkung LRT

Ridwan yang memiliki pengalaman panjang sebagai arsitek juga memberi pandangan terkait polemik longspan LRT Jabodebek yang dinilai terlalu melengkung dan menyebabkan laju kereta melambat.

"Kayak urusan LRT yang melengkung. Jawaban saya sederhana, kalau lengkungnya lebih besar, harus ada pembebasan gedung-gedung yang mahal. Akhirnya LRT tidak bisa berjalan dengan baik," tuturnya.

Menurutnya desain longspan LRT saat ini bukanlah masalah karena keselamatan penumpang menjadi prioritas. Sekaligus efisiensi pembebasa lahan.

" Enggak ada masalah, karena membangun di eksisting yang sudah dibangun gedung tinggi. Bedakan kalau jalur LRT di lahan kosong, bebas," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper