Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penuhi Kebutuhan Smelter, PLN Bakal Perbesar Porsi EBT Lewat Revisi RUPTL

PLN berkomitmen memperbesar porsi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dalam revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
PLTS Terapung Cirata 145 MW yang terbesar di Asia Tenggara/BKPM
PLTS Terapung Cirata 145 MW yang terbesar di Asia Tenggara/BKPM

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN berkomitmen untuk meningkatkan porsi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dalam revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.

Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, komitmen itu ditetapkan menyusul permintaan sumber energi hijau yang tinggi belakangan dari industri hilirisasi mineral. 

“Revisi ini dilakukan untuk memenuhi tambahan kebutuhan listrik di beberapa sektor, khususnya untuk hilirisasi mineral yang membutuhkan listrik hijau,” kata Greg saat dihubungi, Senin (7/8/2023). 

Greg menuturkan, perseroan telah membentuk tim yang bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelesaikan revisi RUPTL 2021-2030 tersebut. 

“Kami berkomitmen untuk terus melakukan transisi energi dengan mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan,” kata dia. 

Seperti diketahui, PLN memproyeksikan pertumbuhan konsumsi listrik sampai dengan 2030 dalam skenario optimistis dapat mencapai rata-rata 5,4 persen. Asumsi ini lebih tinggi dibandingkan asumsi dalam RUPTL 2021-2030 yang sebesar 4,4-4,7 persen.  

Dalam proyeksi moderat, perusahaan setrum pelat merah itu memproyeksikan rata-rata pertumbuhan permintaan listrik sampai dengan 2030 berada di kisaran paling rendah 4,91 persen. 

Upaya untuk menaikan alokasi pembangkit bersih itu diharapkan dapat menggaet potensi investasi yang lebih masif pada sisi pengembangan industri pembangkit EBT di dalam negeri saat ini.  

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin mengatakan, sebagian investor belakangan mempertanyakan ihwal porsi pembangkit EBT yang saat ini ada dalam dokumen RUPTL 2021-2030 milik PLN.

Menurut Rachmat, sejumlah investor potensial itu meminta alokasi yang lebih besar untuk kepastian investasi pembangkit EBT di Indonesia.  

“Kita mencoba untuk mengajak orang berinvestasi dalam rantai pasok kita dan mereka bilang RUPTL di sini masih relatif kecil untuk pembangkit EBT-nya,” kata Rachmat di Jakarta, Senin (7/8/2023). 

Seperti diketahui, RUPTL 2021-2030 PLN mencanangkan porsi pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan sebesar 51,6 persen dan energi fosil 48,4 persen.  

Adapun, kapasitas pembangkit EBT akan ditambah hingga 20.923 megawatt (MW). Kapasitas ini terbagi pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA/M/MH) mencapai 10.391 MW, PLTB 597 MW, PLT Bio 590 MW, PLTP 3.355 MW, PLTS 4.680 MW. PLT EBT Base 1.010 MW, dan battery energy storage system (BESS) 300 MW.

Sementara itu, tambahan kapasitas pembangkit energi fosil didominasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU/MT) 13.819 MW, PLTG/GU/MG 5.828 MW, serta PLTD sebesar 5 MW. Total penambahan kapasitas pembangkit fosil adalah 19.652 MW.

Secara keseluruhan, pemerintah membidik penambahan kapasitas listrik hingga 40.575 MW pada 2030.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper