Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Tenaga Kerja Diproyeksikan Menguat, Ekonomi AS Bisa Tangguh

Perekrutan di Amerika Serikat diproyeksikan meningkat dengan laju yang sehat secara moderat pada Juli 2023.
Ilustrasi tenaga kerja yang mengerjakan proyek bangunan. Diproyeksikan bahwa pemberi kerja di Amerika Serikat meningkatkan jumlah karyawannya hingga 200.000 pada Juli 2023./Dok Freepik
Ilustrasi tenaga kerja yang mengerjakan proyek bangunan. Diproyeksikan bahwa pemberi kerja di Amerika Serikat meningkatkan jumlah karyawannya hingga 200.000 pada Juli 2023./Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Perekrutan tenaga kerja di Amerika Serikat atau AS diproyeksikan meningkat dengan laju yang sehat secara moderat pada Juli 2023. Hal tersebut menunjukan adanya keyakinan terhadap prospek permintaan, setelah paruh pertama tahun ini. 

Publikasi laporan pekerjaan AS pada Jumat (4/8/2023) diawasi ketat oleh berbagai pemangku kepentingan. Pasalnya, terdapat proyeksi bahwa pemberi kerja meningkatkan jumlah karyawannya hingga 200.000 pada Juli 2023. 

Kemudian, tingkat pengangguran tetap rendah secara historis di 3,6 persen dan upah per jam mengalami penurunan. Pada awal Minggu, data terpisah menunjukan bahwa lowongan pekerjaan di bulan Juni 2023 lebih sedikit, menunjukkan keseimbangan yang lebih baik di pasar tenaga kerja. 

Mengenai resesi, risiko ekonomi itu memang tetap ada. Sejauh ini ekonomi AS terbukti tangguh dan sangat kontras dengan pelemahan yang terjadi di Eropa dan kelesuan yang dialami China. 

Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya tidak lagi memperkirakan resesi akan terjadi tahun ini, setelah bank sentral tersebut menaikan suku bunga sebesar 25 basis point (bps). 

Di sisi lain, Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan bahwa prospek untuk Eropa dinilai memburuk. 

Ekonom Bloomberg Anna Wong, Stuart Paul, dan Jonathan Church mengatakan bahwa mereka bukanlah kelompok yang mengharapkan terjadinya soft landing. Menurut mereka, disinflasi yang terlihat dalam data-data terbaru tidak mencerminkan Kurva Phillips atau jeda anomali antara permintaan bersih dan harga.

"Sebaliknya, itu karena ada celah nyata dalam perekonomian. Lama setelah rantai pasokan menjadi normal, penurunan permintaan itulah yang mendorong gelombang disinflasi saat ini.” jelasnya, sesuai pemberitaan Bloomberg, Minggu (30/7/2023).

Kemudian, diketahui bahwa data tenaga kerja Kanada akan dirilis dengan harapan peningkatan sebanyak 25.000 pekerjaan pada Juli 2023, sehingga diproyeksikan akan mengurangi tekanan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut. 

Sebagai catatan, pasar tenaga kerja yang teguh telah menjadi sumber bahan bakar utama bagi perekonomian karena The Fed terus memperketat kebijakan moneter untuk menahan inflasi.

Data lowongan kerja pemerintah Juni pada Selasa (1/8/2023) diproyeksikan menunjukan penurunan kelima dalam enam bulan terakhir. Hal ini konsisten dengan beberapa pelunakan dalam kondisi pasar tenaga kerja, yang akan membantu menahan tekanan harga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper