Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia dan Hong Kong Siap Bangun Pusat Ekonomi Baru di Dekat Singapura

Malaysia dan Hong Kong akan mengembangkan pusat ekonomi di Singapura dengan nilai hampir Rp10 triliun. 
Bendera Malaysia berkibar di depan Kantor Perdana Menteri (PM) Malaysia di Putrajaya, Malaysia, Senin (9/3/2020)./Bloomberg-Joshua Paul
Bendera Malaysia berkibar di depan Kantor Perdana Menteri (PM) Malaysia di Putrajaya, Malaysia, Senin (9/3/2020)./Bloomberg-Joshua Paul

Bisnis.com, JAKARTA - Hong Kong akan bergabung dengan Malaysia dalam mengembangkan pusat ekonomi di Johor selatan, dekat perbatasan Singapura. Proyek tersebut diprediksi menelan dana hampir Rp10 triliun. 

Kerja sama ini ini dinilai menguntungkan, karena Malaysia ingin memanfaatkan potensi pengembangan lahan di dekat lokasi jalur kereta api lintas batas yang akan datang. Diketahui jalur sepanjang empat kilometer ini memiliki dua stasiun, yaitu Bukit Chagar di Johor dan Woodlands di Singapura.

Nota kesepahaman antara kedua belah pihak, yaitu MRT Corp Malaysia dan MTR Corp Hong Kong telah dilakukan untuk mengembangkan lahan seluas enam hektar untuk penggunaan lahan tersebut sebagai pengembangan di lokasi yang bernama Bukit Chagar. Hal itu sebagai bagian dari kunjungan Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee ke Malaysia.

Pusat ekonomi baru tersebut menelan dana 3 miliar ringgit atau setara hampir Rp10 triliun. Proyek tersebut akan dibangun kurang dari satu kilometer dari perbatasan Malaysia-Singapura.

Lokasi tersebut juga merupakan lokasi stasiun terminal Bukit Chagar yang sedang dalam tahap pembangunan yang merupakan bagian dari Sistem Angkutan Cepat Johor Bahru-Singapura.

"Pengembangan campuran yang dimaksud diharapkan dapat mengubah daerah tersebut menjadi tujuan investor yang menarik, baik untuk investor lokal maupun internasional," kata Chief Executive Officer MRT Corp Mohd Zarif Hashim dikutip dari Bloomberg, Jumat (28/7/2023). 

Proyek RTS, yang diharapkan dapat melayani hingga 10.000 komuter per jam ke segala arah, dijadwalkan selesai pada tahun 2026. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di penyeberangan perbatasan darat Malaysia dan Singapura, yang merupakan salah satu yang tersibuk di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper