Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eksportir Nanas GGF Optimistis El Nino Tak Ganggu Produksi

PT Great Giant Foods (GGF) optimistis ancaman El Nino tidak akan mengganggu produksi dan kinerja ekspor nanas.
Presiden Direktur PT Great Giant Foods (GGF) Tommy Wattimena dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/7/2023). / BISNIS - Dwi Rachmawati
Presiden Direktur PT Great Giant Foods (GGF) Tommy Wattimena dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/7/2023). / BISNIS - Dwi Rachmawati

Bisnis.com, JAKARTA - PT Great Giant Foods (GGF) optimistis prospek ekspor nanas Indonesia masih mulus di tahun ini, kendati ada risiko El Nino dan pelemahan ekspor ke beberapa negara pasar tradisional.

Presiden Direktur GGF Tommy Wattimena memperkirakan dampak El Nino di Indonesia tidak akan separah negara-negara lain di kawasan. Kendati demikian, sejumlah persiapan telah dilakukan perusahan untuk mengantisipasi dampak kekeringan.

Menurutnya, konservasi air dilakukan mulai dari membuat lumbung air hingga sumur. Cara itu diklaim menjadi strategi untuk bisa mempertahankan produksi buah nanas.

"Kami pastikan kita bisa bertahan 6 bulan, sekitar 70-80 persen area kita itu bisa teriirigasi dengan baik," ujar Tommy dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).

Adapun Tommy memperkirakan produksi nanas oleh korporasi yang berbasis di Lampung itu akan melampaui kompetitor di Thailand bahkan Filipina. Bahkan, produksi nanas di Negara Gajah Putih itu diperkirakan akan turun sekitar 30 persen.

Tommy berujar, optimisme itu datang seiring dengan skema bisnis yang berbeda. Menurutnya, petani di Thailand tidak terintegrasi dengan perusahaan-perusahaan serupa GGF dalam hal produksi. Ditambah adanya fenomena El Nino, membuat petani di Thailand berisiko menanam nanas.

Sementara GGF sendiri, kata dia telah lama berkolaborasi dengan petani-petani mitra dalam produksi buah-buahan. Skema kerja sama tersebut dianggap mampu menjaga ketahanan produksi secara berkelanjutan.

"Yang bisa saya katakan, tahun ini sampai tahun depan produksi kita kalau enggak sama bisa jadi lebih besar dari Thailand," tuturnya.

Di sisi lain, Tommy mengakui adanya tren penurunan ekspor nanas, terutama ke negara-negara di Eropa. Penurunan ekspor ke negara-negara tersebut sekitar 5-10 persen. Namun, ekspor ke Amerika Serikat masih cenderung stabil.

Dia menyebut, lebih dari 90 persen produksi diekspor dalam bentuk nanas kaleng ke lebih dari 65 negara di dunia. Adapun strategi yang dilakukan untuk mengerek kinerja ekspor yakni memperluas kerja sama jangka panjang dengan sejumlah negara.

"Kita jual dengan harga yang menguntungkan. Target bisa mengalahkan dari seluruh negara," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper