Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekayaan Jack Ma Pendiri Ant Group Terus Susut Hingga Rp61,9 Triliun, Ini Penyebabnya

Kekayaan Jack Ma mengalami penurunan lebih lanjut karena nilai perusahaan Ant Group Co. telah menurun dibandingkan sebelumnya.
Jack Ma, yang kekayaan pribadinya mencapai US$55 miliar, menghilang dari pandangan publik selama hampir tiga bulan setelah komentarnya tentang aturan keuangan global. /Bloomberg
Jack Ma, yang kekayaan pribadinya mencapai US$55 miliar, menghilang dari pandangan publik selama hampir tiga bulan setelah komentarnya tentang aturan keuangan global. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kekayaan Jack Ma mengalami penurunan lebih lanjut karena nilai perusahaan Ant Group Co. telah menurun dibandingkan sebelumnya. 

Penurunan nilai ini terungkap ketika Ant Group Co. memutuskan untuk melakukan buyback, yaitu membeli kembali sejumlah saham perusahaan yang telah diterbitkan dan beredar di pasar.

Melansir dari Bloomberg, taipan yang berusia 58 tahun ini memiliki kepemilikan saham sebesar 9,9 persen atau sekitar US$4,1 miliar yang setara Rp61,9 triliun lebih rendah daripada hampir setahun yang lalu. 

Penilaian ini didasarkan pada pembelian kembali saham, perkiraan rata-rata analis, dan penilaian dari Fidelity Investments.

Sebelumnya Jack Ma, pendiri Ant Group, adalah orang terkaya di China. Pada 2020, Ant Group sedianya akan meluncurkan penawaran saham perdana (IPO) yang diharapkan menjadi IPO terbesar di dunia. 

Namun, sebelum peluncuran IPO tersebut, otoritas China melakukan intervensi hingga menangguhkan IPO Ant Group. 

Akibat dari penilaian yang lebih rendah dan permasalahan yang dihadapi oleh Ant Group, kekayaan Jack Ma mengalami penurunan yang signifikan. Ia diperkirakan memiliki kekayaan sekitar US$30 miliar atau Rp453,1 triliun, kurang dari separuh dari kekayaan puncaknya.

Meski kini otoritas China mengumumkan mereka akan mengakhiri penyelidikan tersebut pada Jumat (7/7) dan Ant Group setuju untuk membayar denda sebesar hampir US$1 miliar atau Rp15 triliun

Namun, Jack Ma sendiri belum memberikan tanggapan apapun. 

Sebagai perusahaan teknologi keuangan, Ant Group telah melakukan perombakan pada model bisnisnya dengan menarik diri dari sektor-sektor sensitif dan mengurangi persaingan dengan bank-bank yang didukung oleh negara. 

Nilai valuasi Ant Group, yang awalnya diperkirakan mencapai sekitar $315 miliar setelah penawaran saham perdana (IPO), kini turun menjadi sekitar $78,5 miliar dengan rencana pembelian kembali saham Ant.

Seorang analis senior di Bloomberg Intelligence Francis Cha menyatakan dengan setelah berbagai peristiwa, mulai dari penangguhanIPO hingga intervensi regulator. 

Menurutnya, Ant Group telah mengalami perubahan signifikan dalam bisnisnya. Nilai valuasi Ant Group turun drastis, dan perusahaan kemungkinan perlu melakukan perbaikan dalam basis keuntungannya. 

Jack Ma juga telah kehilangan kendali atas Ant Group, dan nilai kepentingan ekonominya dalam perusahaan tersebut berkurang seiring waktu.

“Saya mengestimasi kini nilai Ant Group hanya sekitar US$24 miliar atau Rp362,3 triliun hingga US$60 miliar atau Rp905,8 triliun,” ujarnya pada Senin (10/7/2023)

Sejauh ini, Fidelity memperkirakan valuasi Ant Group sekitar US$63,8 miliar pada akhir November. 

Menurut laporan regulasi yang dirilis pada Mei, Ant Group mencatat penurunan laba sebesar 56 persen dalam laporan kuartal yang berakhir pada 31 Desember.

Berdasarkan prospektus IPO Ant Group 2020, minat Jack Ma dalam Ant Group didasarkan pada kepemilikannya dalam Hangzhou Junhan dan Hangzhou Junao, dua kemitraan terbatas yang mayoritas pemegang sahamnya adalah eksekutif Ant Group. 

Akan tetapi, rencana pembelian kembali saham Ant Group memungkinkan pemegang saham yang ada untuk menjual hingga 7,6 persen dari kepemilikan ekuitasnya, memberikan cara bagi mereka untuk menguangkan sebagian dari investasi mereka. 

Mitra terbatas individu Junhan dan Junao memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam pembelian kembali saham Ant, karena mereka berkomitmen jangka panjang terhadap perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper