Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Dikritik, Ekonomi RI Ketinggalan dari Vietnam, Malaysia, Filipina

Menkeu Sri Mulyani kembali dikritik gara-gara ekonomi Indonesia ketinggalan dari Vietnam, Malaysia, hingga Filipina.
Menteri Keuangan Sri Mulyani di konferensi pers APBN Kita edisi Februari 2023. Youtube Kementerian Keuangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani di konferensi pers APBN Kita edisi Februari 2023. Youtube Kementerian Keuangan.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mendapatkan kritik karena sering menyebut dunia dalam keadaan krisis. Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dari negara tetangga, seperti Vietnam, Filipina, hingga Malaysia. 

Pengamat Kebijakan Publik Bambang Haryo Soekartono mengkritik pernyataan Sri Mulyani yang menyebut dunia dalam keadaan krisis ekonomi dan pangan serta energi pada 2023. 

"Contohnya pertumbuhan ekonomi negara negara di Asia Tenggara pada 2022. Vietnam pertumbuhan ekonominya sebesar 7,02 persen. Kemudian, pertumbuhan ekonomi Filipina pada 2022 sebesar 7,6 persen naik dari 2019 sebesar 6,12 persen. Malaysia pertumbuhan ekonominya pada 2022 sebesar 8,7 persen naik dari tahun 2019 yang hanya sebesar 4,41 persen," katanya dalam keterangan, Senin (27/2/2023).

Khusus Malaysia, dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang tertinggi selama kurun waktu 22 tahun semenjak dari periode 2000.

Bahkan, negara-negara di Asia Tenggara mempunyai target akan terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi pada 2023. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi turun menjadi 4,9 persen pada 2023.

"Ini terlihat ekonomi di banyak negara di dunia mengalami kenaikan yang signifikan pasca Covid-19 dan bahkan negara di Eropa yaitu Inggris sebagai negara maju saja bisa tumbuh sangat besar pada 2022 sebesar 4,1 persen naik dari 2019 sebesar 1,6 persen," sebutnya.

Bambang juga mempertanyakan seringnya para pejabat negara yang kerap memberikan informasi yang keliru dan terkesan menakut nakuti masyarakat soal kondisi 2023. Alasannya, hal tersebut justru menimbulkan spekulasi dan menurunkan kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintah.

"Beberapa negara memang mengalami kesulitan energi karena terputusnya supply gas dari Ukraina akibat perang, seperti halnya Jerman, Inggris, Jepang dan beberapa negara Eropa. Namun, mereka berupaya menghidupkan kembali tambang batu bara untuk digunakan sebagai energi di negaranya, bahkan beberapa negara menghidupkan kembali reaktor nuklirnya seperti Jerman dan Jepang agar harga energi listrik menjadi murah kembali," katanya.

Dia mempertanyakan ramalan bahwa seluruh dunia terjadi krisis ekonomi dan krisis pangan di tahun 2022 dan 2023. Pasalnya, negara negara di dunia tersebut mempunyai target peningkatan produksi pangan terutama China, Vietnam, India dan negara negara lainnya.  

Memang ada negara yang saat ini masyarakatnya mengalami kelaparan tetapi bukan akibat negaranya krisis pangan, yaitu ada 6 negara dari 195 negara di dunia (data dari World Food Propgram's Hunger Jotspots Report) Afghanistan, Ethiopia, Nigeria , South Sudan, Suriah dan Yaman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper