Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah China Obral Stimulus untuk Atasi Krisis Properti

Investasi properti di China turun 8,0 persen pada triwulan III/2022 dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pembangunan apartemen di China/ Bloomberg
Pembangunan apartemen di China/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi properti di China turun 8 persen pada triwulan III/2022 dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Memburuk dari penurunan delapan bulan pertama yaitu 7,4 persen. 

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (25/10/2022) Biro Statistik Nasional mencatat penurunan penjualan sebesar 22,2 persen di triwulan ketiga ini yang dipicu harga rumah yang terus mendingin.

Adapun, kehadiran proyek baru turun 38 persen pada Januari-September. Pengembang properti China mengakumulasi pendapatan yang turun hingga 24,5 persen.

Di kota-kota Besar China, harga rumah baru masih tumbuh perlahan dari tahun ke tahun, sedangkan harga rumah bekas anjlok. Begitupun dengan harga rumah di kota-kota kecil. Sebanyak 54 dari 70 kota mengalami penurunan harga rumah baru. 

Menanggapi krisis properti di China yang belum pulih, pada akhir September lalu Pemerintah China telah meluncurkan serangkaian kebijakan stimulus untuk menopang sektor properti yang tertekan.

Stimulus tersebut termasuk pelonggaran tingkat suku bunga pinjaman untuk pembeli pertama kali di beberapa kota, pemotongan suku bunga di bawah dana penyediaan perumahan untuk pembeli pertama, dan keringana pajak penghasilan.

"Semua kota harus sepenuhnya siap untuk menerapkan penyesuaian kebijakan lokal, sehingga mereka dapat mengimbangi kekuatan pasar dan dinamika perubahan situasi yang muncul," kata Direktur E-House China Research and Development Institution, dikutip dari China Daily.

Di sisi lain, seorang analis senior di Zhuge Real Estate Data Research Center Chen Xiao meyakini stimulus di atas akan meningkatkan kepercayaan pasar dan mendorong permintaan. 

"Pada kuartal keempat kemungkinan akan pulih dengan kecepatan yang baik dan harga rumah juga akan mengalami stabilitasasi lebih lanjut," jelas Chen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper