Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Segera Ajukan Perpanjangan Safeguard Sejumlah Produk Tekstil Tahun Ini

API mengatakan perpanjangan safeguard itu akan memberi ruang kepada industri tekstil dalam negeri untuk melakukan peremajaan mesin dan kapasitas produksi untuk tiga tahun ke depan sembari pemulihan arus kas akibat pandemi sejak Maret 2020 lalu.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) tengah mengajukan perpanjangan tindakan pengamanan atau safeguard atas beberapa produk tekstil, seiring dengan pelandaian pandemi Covid-19 pada awal tahun ini.

Produk tersebut a.l. benang dari serat stapel sintetik dan artifisial, kain, tirai atau gorden, kerai dalam, kelambu tempat tidur dan barang perabot lainnya.

Wakil Ketua API Anne Patricia Sutanto mengatakan langkah itu diambil untuk menjaga momentum pemulihan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) domestik seiring dengan meningkatnya kinerja ekspor negara kompetitor.

Menurut Anne, industri tekstil di dalam negeri belum sepenuhnya memanfaatkan safeguard jilid pertama lantaran permintaan masyarakat yang anjlok selama pandemi dua tahun terakhir.

“Karena safeguard yang lalu kan akhir 2019, 2020 dan 2021 praktiknya permintaan domestik berkurang karena pandemi, sehingga belum sempat anggota API yang orientasi pasarnya domestik merasakan efek safeguard,” Anne melalui pesan WhatsApp, Minggu (27/3/2022).

Anne mengatakan perpanjangan safeguard itu akan memberi ruang kepada industri dalam negeri untuk melakukan peremajaan mesin dan kapasitas produksi untuk tiga tahun ke depan sembari pemulihan arus kas akibat pandemi sejak Maret 2020 lalu.

Di sisi lain, Anne menambahkan, asosiasinya juga berfokus untuk melindungi potensi lonjakan impor dari negara kompetitor seiring dengan pemulihan kegiatan ekspor dan impor pada tahun ini.

“Negara-negara tradisional pesaing Indonesia karena ekosistem mereka kan sudah jadi dan balance. Ekosistem TPT Indonesia perlu dibenahi supaya balance dan mencukupi dan kita bisa lebih mandiri dan kompetitif,” kata dia.

Adapun initial safeguards produk TPT itu bakal berakhir pada 8 November 2022. Sementara itu Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Kementerian Perdagangan tengah menunggu laporan atau permohonan dari industri dan pelaku usaha terkait dengan rencana perpanjangan safeguard produk TPT pada awal tahun ini.

“Untuk permohonan perpanjangan safeguard, API sedang melakukan kajian dengan semua anggota mengenai kerugian yang selama ini dirasakan anggota API, penilaian mengenai perpanjangan safeguard untuk memastikan sedang difinalkan,” kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan tiga ketentuan terkait dengan bea masuk bagi impor beberapa jenis tekstil dan produk tekstil (TPT).

Tiga beleid yakni PMK No.54, PMK No.55, dan PMK No.56/2020. Dalam aturan tersebut, jenis barang impor TPT yang kena bea masuk safeguard adalah produk benang dari serat stapel sintetik dan artifisial, kain, termasuk tirai (gorden), kerai dalam, kelambu tempat tidur, dan barang perabot lainnya.

Otoritas fiskal beralasan pengenaan safeguard atas importasi TPT ini merupakan tindak lanjut dari penyelidikan Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia.

"Hasil penelitian terbukti industri dalam negeri mengalami kerugian serius disebabkan oleh lonjakan jumlah impor produk kain," tulis Kemenkeu, Jumat (29/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper