Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed Perlambat Pasar Utang AS

Dilansir Bloomberg pada Selasa (15/3/2022), obligasi pemerintah pusat dan lokal senilai US$6 miliar dijadwalkan akan terbit pada pekan ini, sekitar 17 persen lebih sedikit dari rata-rata pada tahun ini.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar utang AS melambat setelah perusahaan dan pemerintah melihat kenaikan imbal hasil obligasi baru-baru yang di tambah dengan rencana kenaikan suku bunga dan kekhawatiran stagflasi.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (15/3/2022), obligasi pemerintah pusat dan lokal senilai US$6 miliar dijadwalkan akan terbit pada pekan ini, sekitar 17 persen lebih sedikit dari rata-rata pada tahun ini.

Adapun secara volume juga turun ketimbang tahun lalu. Sementara di pasar obligasi sampah AS, penerbitan pada 2022 menjadi yang terlambat dalam 6 tahun terakhir.

Dua penerbit menunda penerbitan obligasi pada akhir pekan lalu, termasuk lender otomotif World Omni Financial Corp.

Volume penjualan keseluruhan hampir sama dengan tahun lalu, tetapi para peminjam jelas berpikir dua kali sebelum melakukan penerbitan obligasi baru.

Perusahaan semakin mundur ketika imbal hasil melonjak. Pada Selasa, setidaknya tiga peminjam memutuskan untuk tidak mengumumkan transaksi.

Keraguan tersebut muncul karena The Fed diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga dalam pertemuan pekan ini.

Pada Senin, para trader memperkirakan akan ada kenaikan sebanyak tujuh kali pada tahun ini. Kekhawatiran tersebut mengerek imbal hasil pada benchmark Treasury 10-tahun AS menjadi 2,13 persen pada Senin, tertinggi sejak pertengahan 2019.

"Kesepakatan sedang direstrukturisasi untuk mengakomodasi perubahan suku bunga acuan baru-baru ini," kata Eric Gebhard, Wakil Presiden Grup Keuangan dan Bendahara JM Family Enterprises, perusahaan induk World Omni, dalam sebuah pernyataan email.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper